Dalam beberapa tahun ini popularitas Obat Herbal sangat meningkat apa lagi sudah ada peraturan yang mendukungnya Permenkes RI No. 1009/2007 tentang pengobatan alternative komplementer dan adanya Standar Pelayanan Medik Herbal. Penggolongan yang jelas dari BPOM yaitu jamu, Obat Herbal Terstadar dan Fitofarmaka juga menandakan diakuinya keberadaan Obat Herbal. Jenis penggolongan tersebut disebut secara umum adalah Obat Tradisional karena asal bahan pembuatannya adalah tanaman.
Ilmu Kedokteran Timur telah ada jauh sebelum Kedokteran Modern. WHO sendiri mendukung pengembangan obat tradisional, sebab di Negara miskin dan berkembang, sekitar 80 % penduduknya menggunakan obat tradisional. Di Indonesia, jamu merupakan bentuk pengobatan tradisional yang paling popular dan masih luas digunakan masyarakat.
Permasalahan Timbul pada saat penggunaan obat tradisional tidak dengan dasar yang jelas berapa jumlahnya, dosisnya, cara penggunaannya, interaksi dengan obat kimia dan atau herbal/makanan/minuman, sehingga tidak adanya pengakuan resmi dan minimnya data / studi tentang keamanan dan efektifitas, karena umunya berupa testimonial / kesaksian serta berdasarkan pengalaman empiris ramuan nenek moyang. Selain itu, pengobatan timur jarang dipublikasikan atau dikenal dengan istilah “eastern secrets”.
Efek samping dalam dunia farmasi adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan, yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan ketika hal itu timbul sebagai efek sekunder dari efek terapi utamanya. Dengan minimnya data penelitian tentang Obat Herbal sangat dimungkinkan adanya efek samping karena dalam satu ramuan obat tradisional bisa terdapat berbagai macam zat aktif senyawa obat walaupun dalam jumlah kecil. Hal ini diperparah oleh pemahaman beberapa ahli herbal dan bahkan seorang praktisi kesehatan yang cukup terkenal yang menyatakan bahwa obat herbal tidak ada efek sampingnya karena diproses secara alami, hanya dengan alasan diproses secara alami para ahli tersebut menyatakan bahwa obat herbal tidak ada efek sampingnya, bahkan di kalangan kedokteran ada 3 kelompok yang berbeda pendapat tentang hal ini yaitu mendukung bahwa obat herbal tidak ada efek sampingnya, skeptis terhadap pernyataan tersebut dan menolak bahwa obat herbal tidak ada efek sampingnya, terlihat jelas ada beberapa yang menyatakan tetap ada efek sampingnya karena ramuan obat herbal biasanya tidak hanya 1 macam tanaman dan dalam 1 tanaman herbal terdapat berbagai macam senyawa obat. Jika diminum tidak dengan takaran yang tepat sangat dimungkinkan adanya efek samping.
Obat Herbal indonesia terbagi menjadi 3 kelompok yaitu
Jamu = tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun
Herbal Terstandar = ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik
Fitofarmaka = ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia
Hanya Golongan fitofarmaka yang sudah dibuat dan diteliti sampai uji klinik kepada manusia sehingga tingkat keamanan dosis, cara pemakaian dan efek samping sudah diketahui secara pasti, tetapi untuk produk yang berlogo jamu dan herbal terstandar belum dapat dibuktikan secara ilmiah khasiat dan berapa dosis yang aman karena penelitiannya tidak sampai pada uji klinis fase IV yaitu pada manusia.
Misal dalam satu ramuan obat tradisional :
Temu giring……… 2 jari (ukuran jari yang bagaimana ?)
Daun Jati Belanda …………. 3 lembar (lembar kecil atau besar ?)
Suruhan (Peperomia pellucida) …………….. secukupnya (tidak jelas/pasti ?)
Kayu Angin _____ 15 gram kering (angka 15gr darimana ? kenapa harus kering ?)
Beberapa contoh pertanyaan dasar pada suatu ramuan obat tradisional, lalu bagaimana jika dikosumsi oleh penderita hipertensi, diabetes, sirosis, infeksi ginjal atau lemah jantung ? apakah ramuan tersebut dapat dikatakan “tanpa efek samping ?” atau bahkan bisa terjadi interaksi antara obat kimia dan obat herbal karena data penelitian yang masih kurang.
Menurut Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Rifatul Widjhati “Selama ini upaya beralih ke obat herbal masih sulit dilakukan karena khasiat dan keamanannya belum terjamin, kandungan senyawa aktifnya belum terstandar, sehingga sulit menentukan dosis pemakaian,”
walaupun, obat tradisional (jamu) di Indonesia jarang menimbulkan efek berbahaya karena sudah dikenal turun-temurun tetap tidak dapat mengatakan obat herbal/tradisional tanpa efek samping. Gembor-gembor obat tradisional tidak ada efek sampingnya hanyalah akal-akalan dari produsen jamu yang menginginkan profit lebih besar tanpa memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan sehingga membentuk paradigma masyarakat awam yang mengenal obat tradisional atau jamu tidak memiliki efek samping.
MASIH BERPIKIRAN OBAT HERBAL atau OBAT TRADISIONAL TIDAK ADA EFEK SAMPINGNYA ??
Kontroversi Efek Samping Obat Herbal http://farmatika.blogspot.com/2012/04/kontroversi-efek-samping-obat-herbal.html#ixzz2G9wWca5f
0 komentar:
Posting Komentar