Karbohidrat
- Percobaan Molisch
Prinsip : kondensasi dari hidroksi metal furfural (heksosa) atau furfural
(pentosa) dengan alfa-naftol membentuk suatu cincin berwarna ungu.
Alfa-naftol berfungsi sebagai indicator warna untuk
memudahkan saja, sedangkan H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis glukosa
(heksosa) à hidroksimetil fufural atau
arabinosa (pentosa) à furufural. Reaksi Molisch ini
positif untuk semua karbohidrat.
- Reaksi Selliwanof
Reaksi selliwanof adalah suatu reaksi untuk
mengidentifikasi adanya gugus keton pada suatu sakarida. Reagen selliwanof
terdiri atas 0,5% resorsinol dan 5 N HCl
. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. HCl akan mengubah heksosa
menjadi hidroksi metal furfural yang kemudian akan bereaksi dengan resorsinol
membentuk kompleks yang berwarna merah.
Kereaktifan aldosa dan ketosa sangatlah berbeda.
Aldosa untuk terhidrolisis membutuhkan asam pekat sedangkan ketosa membutuhkan
asam encer sehingga hidroksi metal furfural dari aldosa sedikit. Sedangkan
untuk ketosa hidroksi metal furfural yang terbentuk banyak. Karena itulah
reaksi ini spesifik untuk fruktosa yang termasuk ketoheksosa.
Reaksi Selliwanof untuk Sakarida
Pada sukrosa, HCl akan menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Akan
tetapi karena kereaktifan antara glukosa dan fruktosa. Akan tetapi karena
kereaktifan antara glukosa dan fruktisa terhadap HCL encer berbeda maka
fruktosa akan lebih dahulu membentuk suatu senyawa hidroksimetil furfural yang
kemudian akan bereaksi dengan resorsinol membentuk kompleks berwarna merah.
Sedangkan maltosa bila dihidrolisis akan
menghasilkan 2 molekul glukosa yang kurang reaktif terhadap terhadapHCl encer,
sehingga memberi efek yang negative terhadap resorsinol.
- percobaan Iod
Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki
struktur yang spiral (menutup) yang pabila polisakarida ini (amilum) ditetesi
Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya larutan ini akan berwarna biru.
Ketika dipanaskan, amilun kan terhidrolisis menjadi
monosakarida sehingga Iod bias terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I-
akan bereaksi dengan Na+ membentuk NaI, akibatnya larutan akan menjadi bening.
Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida
yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena struktur
mereka masih sederhana.
Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na dan I
kembali renggang sehingga apabila didiamkan bias balik lagi dan terbentuk warna
biru kembali.
- Hidrolisis Amilum
Pada percobaan ini amilum + HCl kemudian dipanaskan
maka akan terjadi hidrolisis amilum secara bertahap:
Amilum + HCL
|
à
|
Amilodekstrin
|
à
|
Eritrodekstrin
|
à
|
Akroodekstrin
|
à
|
Maltosa
|
à
|
Glukosa
|
(+ Iod)
|
|
(+ Iod)
|
|
(+ Iod)
|
|
(+ Iod)
|
|
(+ Iod)
|
|
(+ Iod)
|
Biru
|
|
Ungu
|
|
Merah
|
|
Tidak Berwarna - - - - - Tidak Berwarna
|
Pengaruh Alkali
Dalam larutan alkali aldosa dan ketosa akan menjadi bentuk enol yang
reaktif. Bentuk enol dari glukosa, froktusa, dan manias adalah sama. Bila dalam
larutan alkali, dimasukkan salah satu macam gula maka akan diperoleh campuran
glukosa, fruktosa, manosa.
Glukosa + NaCO3 à enol reaktif, dibagi dalam 2
tabung.
Tabung I dipanaskan dalam penangas air selama 1 menit sedangkan tabung II
tidak. Kemudian ditambahkan Benedict maka akan terjadi
Tabung I reaksi Benedict positif karena dengan adanya pemanasan dari penangas
air maka enol reaktif akan lebih reaktif sehingga akan mereduksi reagen
benedict (reagen Benedict bias positif bila ada pemanasan). Sedangkan pada
tabung II reaksi Benedict negative karena tidak ada pemanasan.
PEMBAHASAN
PRAKTIKUM
REAKSI BENEDICT
§
Reaksi ini spesifik untuk karbohidrat yang mempunyai gugus karbonil bebas,
yaitu semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trehalosa.
§
Dasar reaksi: reduksi-oksidasi
§
Fungsi masing-masing reagen:
1. CuSO4 :
menyediakan Cu2+
2. Na-sitrat : mencegah
terjadinya endapan Cu(OH)2 atau CuCO3
3. Na2CO3 :
sebagai alkali yang mengubah gugus karbonil bebas dari gula menjadi bentuk enol
yang reaktif.
§
Enol yang reaktif mereduksi Cu2+ dari senyawa kompleks dengan
sitrat menjadi Cu+. Cu+ bersama OH membentuk CuOH
(berwarna kuning), yang dengan pemanasan akan berubah menjadi endapan Cu2O
yang berwarna merah. Warna yang terbentuk bervariasi mulai dari hijau, kuning,
orange, merah sampai endapan merah bata, tergantung jumlah Cu2O yang
terbentuk, sehingga reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan adanya gula
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
§
Reaksi:
Glukosa + reagen Benedict ——→ enol reaktif
↓mereduksi
Cu2+ ——→ Cu+
Cu+ + OH → CuOH (kuning) Cu2O
(merah)
REAKSI FENILHIDRAZIN (pembentukan osazon)
Fenilhidrazin bereaksi dengan monosakarida dan
beberapa disakarida membentuk hidrazon dan osazon. Hidrazon merupakan substansi
yang mudah larut (soluble) dan sulit
diisolasi. Sedang osazon kebalikannya, ia relatif tidak melarut dan membentuk
kristal yang bentuknya spesifik untuk setiap jenis sakarida. Itulah sebabnya
mengapa osazon menjadi begitu penting
dalam membantu mengidentifikasi konfigurasi struktural dari sakarida.
Reaksi pembentukan osazon adalah sebagai berikut:
Aldosa + fenilhidrazin ——→ fenilhidrazon
Fenilhidrazon + 2 fenilhidrazin ——→ Osazon + aniline + NH3 +H2O
Sukrosa tidak membentuk osazon.
Tambahan aja: Hidrolisis osazon dengan
asam hidroklorat pekat menghasilkan
suatu osone. Jika osone ditambahkan dengan Zn dan asam asetat maka gugus
aldehidnya akan tereduksi membentuk ketosa. Reaksi ini kemudian dijadikan suatu
metode untuk mengkonversi aldosa menjadi ketosa, sebagai contoh mengubah
glukosa menjadi fruktosa.
REAKSI TAUBER
- Reaksi positif terhadap
pentosa dan negative terhadap heksosa
- Reagen tauber berisi
larutan 4% benzidin dalam asam asetat glacial
- Reaksi: pentosa
dihidrolisis oleh asam asetat glacial menjadi furfural. Furfural yang
terbentuk akan bereaksi dengan 4% benzidin membentuk kompleks senyawa
berwarna merah anggur.
Arabinosa + asam asetat glacial ———→ furfural
+ 3 H2O
Furfural +
benzidin ——→ warna merah anggur
- Arabinosa termasuk
pentosa (aldopentosa) sehingga memberi reaksi positif terhadap reagen
Tauber, sedang glukosa dan fruktosa termasuk heksosa sehingga reaksinya
negatif.
REAKSI HIDROLISIS SUKROSA
Ø Dasar reaksi: disakarida jika
diberi asam lalu dipanaskan akan terhidrolisis menjadi 2 molekul-molekul
monosakarida.
Ø Percobaan hidrolisis sukrosa
ini menggunakan bahan HCl, timol biru, Na-karbonat, dan reagen Benedict.
Ø Fungsi masing-masing reagen:
a. HCl: sebagai asam yang menghidrolisis disakarida
b. Na-karbonat: menetralkan suasana asam, sehingga
reaksi hidrolisis berhenti
c. Benedict: untuk mendeteksi apakah disakarida
sudah terhidrolisis atau belum
d. Timol biru: indicator pH
Ø Penambahan HCl akan
mempengaruhi pH larutan, hal ini ditunjukkan dengan perubahan warna dari timol
biru. Setelah terjadi proses hidrolisis sukrosa oleh HCl, larutan harus
ditambah Na-karbonat agar suasana menjadi netral sehingga reaksi hidrolisis
berhenti.
Ø Pada tabung I terlihat hasil
reaksi positif karena dilakukan pemanasan sehingga terjadi pemutusan ikatan
antara fruktosa dan glukosa, glukosa bereaksi positif dengan benedict karena
mempunyai gugus karbonil bebas.
Ø Pada tabung II yang tidak
dipanaskan, warna larutan tetap biru yang berarti tidak terjadi hidrolisis
sukrosa yang menghasilkan glukosa dan fruktosa.
REAKSI PENGENDAPAN
- Amilum mengendap dengan
penambahan ammonium sulfat jenuh
- Ammonium sulfat jenuh
mempunyai kemampuan mengikat air dari gugus pengikat air, sehingga
kelarutan amilum berkurang dan akhirnya mengendap. Larutan amilum dan
ammonium sulfat yang dipanaskan akan membentuk endapan putih.
- Amilum banyak terdapat
dalam endapan yang dihasilkan, sedang kandungannya dalam filtrate sangat
sedikit, sehingga bila dilakukan penyaringan terus-menerus, maka filtrate
yang dihasilkan tidak mengandung amilum lagi. Hal ini ditunjukkan dengan
uji iod yang negatif.
REAKSI HIDROLISIS
GUMMI ARABIKUM
ü
Hidrolisis gummi arabikum oleh asam menghasilkan arabinosa. Arabinosa
termasuk gula pentosa.
ü
Pada percobaan ini gummi arabikum dicampur HCl dan dilakukan pemanasan.
ü
HCl berfungsi sebagai asam yang akan menghidrolisis gummi arabikum.
ü
Pemanasan bertujuan untuk memecah molekul menjadi lebih kecil sehingga
mudah dihidrolisis menjadi arabinosa.
ü
Pendinginan dengan air ledeng dan penetralan dengan NaOH bertujuan untuk
menghentikan proses hidrolisis, sehingga campuran tersebut tidak kehilangan
sifat gulanya.
ü
Pentosa bila ditambah dengan asam dan dipanaskan akan terbentuk furfural,
sehingga bila diberi reagen tauber akan
bereaksi positif, yaitu timbulnya warna merah karena terjadi kondensasi
antara furfural dengan benzidin yang ada dalam reagen tauber.
ü
Hasil hidrolisis gummi arabikum ini juga menunjukkan reaksi positif
terhadap reagen benedict, sebab arabinosa memiliki gugus karbonil bebas.
TEORI
Sifat kimia karbohidrat
Karbohidrat tersusun
atas karbon, oksigen, dan hydrogen. Secara umum , tapi tidak selalu, hydrogen
dan oksigen dalam karbohidrat dengan perbandingan dua atom hydrogen dan satu
atom oksigen yaitu sebagai molekul air (H2O), karena inilah
diperoleh kata “carbohydrate” sebagai turunan dari carbon hydrate. Beberapa
karbohidrat, seperti ramnosa, C6H12O5, tidak
mengandung hydrogen dan oksigen sebagai H2O.
Secara potensial
karbohidrat dapat dikonversi menjadi hidroksi aldehid atau keton. Semua gula
sederhana memiliki gugus gula bebas. Gugus gula bebas ini punya arti penting
dalam mengidentifikasi setiap jenis karbohidrat. Karena satu golongan
karbohidrat tidak bisa dipecah manjadi sesuatu yang lebih sederhana, maka
logislah kalau disebut dengan karbohidrat sederhana, atau gula sederhana, atau
monosakarida, atau monosakarosa. Tapi, banyak karbohidrat yang tersusun dari
dua sampai ribuan molekul gula sederhana, yang kemudian disebut sebagai
karbohidrat gabungan, “compound
carbohydrates”.semua karbohidrat gabungan ini bisa dihidrolisis menjadi
monosakarida-monosakarida penyusunnya dengan pemanasan dan penambahan asam atau
dengan enzim tertentu. Reaksi inilah yang dipakai sebagai dasar dari beberapa
percobaan pada praktikum karbohidrat ini.
korelasi klinis
Glukosa merupakan gula yang terdapat dalam darah
dan cairan tubuh yang lain. Normalnya darah mengandung 60-90 mg glukosa dalam
setiap 100 ml, tapi dalam keadaan diabetes kadar gula darah bisa mencapai 1000
mg%.
Gula darah memiliki
beberapa fungsi penting. Hepar menggabungkan beberapa molekul menjadi glikogen.
Glikogen hati membantu menjaga kadar gula darah dengan memecahnya lagi menjadi
glukosa ketika absorbsi gula turun. Otot dan jaringan lain memindahkan glukosa
dari darah untuk membentuk glikogen, dengan reaksi kompleks yang membutuhkan
energi. Gula darah sebagai nutrisi bagi jaringan otak. Glukosa dioksidasi oleh
jaringan tubuh untuk menghasilkan sejumlah energi. Lebih dari separuh energi
yang dibutuhkan tubuh berasal dari oksidasi glukosa. Kelebihan glukosa akan
diubah menjadi lemak. Sebagian besar dari reaksi kimia yang berlangsung dalam
tubuh melibatkan glukosa atau senyawa-senyawa turunannya.
Kadar gula darah yang
tinggi pada kasus diabetes mellitus sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya
sekrersi insulin oleh sel-sel beta pulau Langerhans. Factor herediter biasanya
memainkan peranan besar dalam menentukan pada siapa diabetes akan berkembang.
Obesitas juga memainkan peranan dalam perkembangan diabetes. Salah satu alasan
adalah bahwa obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam sel target
insulin diseluruh tubuh, sehingga membuat insulin yang tersedia kurang efektif
dalam meningkatkan efek metabolik.
0 komentar:
Posting Komentar