MAKALAH KIMIA
UNSUR
Khusus
Untuk Unsur [ C, N, & O ]
SMA
NEGERI 1 PURWAKARTA
2013
– 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Alam semesta ini kaya akan kadungan
unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114
unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke
dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia.Beberapa usur logam dan
nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam
kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat
dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun
sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh
sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber
mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya
menjadi logam yang dibutuhkan.Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan
kita sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur
natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia
lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam
sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2). Sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2). Sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup
tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung
unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau
paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur
kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
II.
TUJUAN PENULISAN
1)
Mengetahui dan memahami keberadaan
unsur-unsur kimia di alam.
2)
Mengetahui dan memahami
pengelompokan dan sifat–sifat unsur kimia C, N, dan O.
3)
Mengetahui dan memahami kegunaaan
dan bahaya unsur-unsur kimia C, N, dan O.
4)
Mengetahui dan memahami pemisahan
dan pembuatan unsur-unsur kimia C, N, dan O.
III.
METODE PENULISAN
Metode
penulisan yang dipakai penulis adalah Analisis Deskriptif, yaitu dengan
mengumpulkan data dari berbagai macam sumber sebagai pendukung penulisan.
IV.
RUMUSAN MASALAH
1)
Seberapa banyak keberadaan
unsur-unsur kimia di alam
2)
Bagaimana pengelompokan dan
sifat-sifat unsur kimia C, N, dan O.
3)
Apakah kegunaan dan bahaya dari
unsur-unsur kimia C, N, dan O.
4)
Bagaimanakah pemisahan dan pembuatan
unsur-unsur kimia C, N, dan O.
V.
MANFAAT PENULISAN
Makalah ini bisa menjadi referensi
pembaca , dalam mencari tambahan materi dan landasan akademik tentang Kimia
Unsur khususnya unsur C, N, dan O.
BAB
II
PEMBAHASAN
VI.
KEBERADAAN UNSUR-UNSUR
KIMIA DI ALAM
Dari 118 unsur yang diketahui,
sekitar 90 unsur berada di alam dan sisanya merupakan unsur sintesis (unsur
buatan). Sebagian dari unsur tersebut terdapat sebagai unsur bebas, tetapi
lebih banyak yang berupa senyawa, sedangkan unsur-unsur gas mulia terdapat
sebagai unsur bebas (Petrucci dan Suminar Ahmad, 1987: 96).
Sebagian besar logam diperoleh dari
deposit tanah, bahan-bahan alam yang mengandung unsur atau senyawa tertentu
disebut mineral. Mineral yang mengandung unsur atau senyawa tertentu dengan
konsentrasi cukup tinggi dan diolah agar bernilai ekonomis disebut bijih(Brady,
1990: 653).
Unsur-unsur yang paling melimpah di
kulit bumi adalah oksigen, silikon, dan aluminium.
Sumber komersial dari oksigen dan
nitrogen adalah udara. Kelimpahan unsur nitrogen dalam udara 78,09% dan oksigen
20,94%. Sedangkan unsur lainnya kurang dari 1%.
Beberapa unsur diperoleh dari air
laut. Misalnya, natrium, klorin, magnesium, dan bromin. Konsentrasi unsur
terbesar dalam air laut adalah klorida sebesar 18,980 g/kg air laut, kemudian
diikuti unsur natrium sebesar 10,556 g/ kg air laut (Sumber: Petrucci dan
Suminar Ahmad, 1987:
98).
VII.
UNSUR [ C
( Carbon ) ]
Karbon atau biasa
disebut sebagai zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Sebagai unsur golongan
14 pada tabel periodik, karbon merupakan unsur
non-logam dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat
elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Terdapat tiga macam isotop karbon
yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C yang
stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh peluruhannya sekitar 5730 tahun, Karbon merupakan salah satu dari di antara
beberapa unsur yang diketahui keberadaannya sejak zaman kuno. Istilah "karbon" berasal
dari bahasa Latincarbo, yang berarti batu bara.
Karbon memiliki
beberapa jenis
alotrop, yang paling terkenal adalah grafit, intan,
dankarbon
amorf. Sifat-sifat
fisika karbon bervariasi bergantung pada jenis alotropnya. Sebagai contohnya,
intan berwarna transparan,
manakala grafit berwarna hitam dan kusam.
Intan merupakan salah satu materi terkeras di dunia, manakala grafit cukup
lunak untuk meninggalkan bekasnya pada kertas. Intan memiliki konduktivitas
listikyang sangat rendah, sedangkan grafit adalah konduktor listrik
yang sangat baik. Di bawah kondisi normal, intan memiliki konduktivitas
termal yang tertinggi
di antara materi-materi lain yang diketahui. Semua alotrop karbon berbentuk
padat dalam kondisi normal, tetapi grafit merupakan alotrop yang paling stabil
secara termodinamikdi antara alotrop-alotrop
lainnya.
Semua alotrop
karbon sangat stabil dan memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk bereaksi,
bahkan dengan oksigen. Keadaan oksidasi karbon yang paling umumnya ditemukan
adalah +4, manakala +2 dijumpai pada karbon monoksida dan senyawa kompleks logam transisi lainnya. Sumber karbon anorganik
terbesar terdapat padabatu kapur, dolomit, dan karbon dioksida, sedangkan sumber organik
terdapat padabatu bara, tanah gambut, minyak bumi, dan klatrat
metana. Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada
unsur-unsur lainnya, dengan hampir 10 juta senyawa organik murni yang telah dideskripsikan sampai
sekarang.
Karbon adalah
unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi dan ke-4 di alam semesta. Karbon terdapat pada semua
jenis makhluk hidup, dan pada manusia, karbon
merupakan unsur paling berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen,
Keberlimpahan karbon ini, bersamaan dengan keanekaragaman senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer
membuat karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur
yang paling stabil di antara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan
dalam mengukur satuan massa atom.
1)
KARAKTERISTIK
Karbon memiliki berbagai bentuk alotropyang
berbeda-beda, meliputi intan yang merupakan bahan terkeras di dunia sampai
dengan grafit yang
merupakan salah satu bahan terlunak. Karbon juga memiliki afinitas untuk
berikatan dengan atom kecil
lainnya, sehingga dapat membentuk berbagai senyawa dengan atom tersebut. Oleh
karenanya, karbon dapat berikatan dengan atom lain (termasuk dengan karbon
sendiri) membentuk hampir 10 juta jenis senyawa yang berbeda. Karbon juga
memiliki titik lebur dan titik sublimasi yang
tertinggi di antara semua unsur kimia. Pada tekanan
atmosfer, karbon tidak memiliki titik lebur karena titik
tripelnya ada pada 10,8 ± 0,2 MPa dan 4600 ± 300 K,
sehingga ia akan menyublim sekitar 3900 K.
Karbon dapat menyublim dalam busur karbon yang memiliki temperatur
sekitar 5800 K, sehingga tak peduli dalam bentuk alotrop apapun, karbon akan
tetap berbentuk padat pada suhu yang lebih tinggi daripada titik lebur logam tungsten ataupun renium. Walaupun karbon secara termodinamika mudah teroksidasi,
karbon lebih sulit teroksidasi daripada senyawa lainnya (seperti besi dan
tembaga).
Karbon merupakan unsur dasar segala kehidupan di Bumi. Walaupun terdapat berbagai jenis senyawa yang terbentuk
dari karbon, kebanyakan karbon jarang bereaksi di bawah kondisi yang normal. Di
bawah temperatur dan tekanan standar, karbon tahan terhadap segala oksidator
terkecuali oksidator yang terkuat. Karbon tidak bereaksi dengan asam
sulfat, asam
klorida, klorin, maupun basa lainnya. Pada temperatur yang tinggi, karbon
dapat bereaksi dengan oksigen, menghasilkan oksida karbon oksida dalam suatu
reaksi yang mereduksi oksida logam menjadi logam. Reaksi ini bersifat eksotermik dan digunakan dalam industri besi dan baja untuk
mengontrol kandungan karbon dalam baja:
Fe3O4 + 4 C(s) →
3 Fe(s) + 4 CO(g)
Pada temperatur tinggi, karbon yang dicampur dengan logam
tertentu akan menghasilkan karbida logam, seperti besi karbida sementit dalam baja, dan tungsten karbida yang digunakan secara luas sebagai abrasif.
Pada tahun 2009, grafena diketahui sebagai material terkuat di dunia yang pernah
diujicobakan. Walaupun demikian, proses pemisahan grafena dari grafit masih belum cukup ekonomis untuk digunakan dalam
proses industri.
Berbagai alotrop karbon memiliki ciri-ciri yang sangat
berlawanan satu sama lainnya.
Intan nanokristal sintetik merupakan material terkeras yang
diketahui.
|
Grafit adalah salah satu material terlunak yang diketahui.
|
Intan merupakan konduktor panas yang baik.
|
Beberapa jenis grafit digunakan sebagai insulator panas.
|
Intan berwarna transparan.
|
Grafit berwarna kelam.
|
2)
ISOTOP
Isotop karbon
adalah inti atom yang memiliki enam proton ditambah
beberapa neutron (bervariasi
mulai dari 2 sampai 16). Karbon memiliki dua isotop stabil, secara alami
terjadi. Isotop karbon-12 (C-12) membentuk 98,93% karbon yang ada di bumi,
sementara isotop Karbon-13 (C-13) membentuk sisanya yakni 1,07%. Konsentrasi
isotop C-12 lebih meningkat pada material biologi karena reaksi biokimia
menyingkirkan isotop C-13. Pada tahun 1961, IUPAC mengadopsi isotop C-12 sebagai dasar
dari masa atom. Identifikasi karbon pada percobaan resonansi magnetik nuklir
diselesaikan dengan isotop C-13.
Karbon-14 (C-14)
adalah radioisotop yang terjadi secara alami yang terjadi dalam jumlah jejak di
bumi hingga 1 bagian per triliun (10-10%), kebanyakan terbatas di
atmosfer dan endapan dangkal, terutama pada gambut dan material organik lainya. Isotop ini, meluruhkan 0,158 MeV emisi
sinar β-. Karena waktu paruh relatifnya 5730 tahun, 14C hampir tidak ada dalam
batuan tua, tetapi tercipta di atmosfer (stratosfer bagian bawah dan troposfer
bagian atas) oleh interaksi interaksi nitrogen dengan
sinar kosmis.Kelimpahan 14C
di atmosfer dan organisme hidup hampir konstan, tetapi diduga berkurang pada
saat organisme itu mati. Prinsip inilah yang digunakan dalam penanggalan
radiokarbon, ditemukan pada tahun 1949, yang telah digunakan secara luas untuk
menghitung usia material yang mengandung karbon sampai dengan 40.000 tahun
usianya.
Ada 15 isotop
karbon yang terkenal dan isotop dengan hidup terpendek adalah 8C yang meluruhkan proton
dan peluruhan alfa dan memiliki waktu paruh 1,98739x10-21 sekon. 19C yang luarbiasa
menunjukan halo nuklir, yang berarti radiusnya cukup besar daripada yang
diharapkan jika inti dalam keadaan kepadatan konstan.
VIII.
UNSUR [ N (
Nitrogen ) ]
Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti "soda asli",
"gen", "pembentukan") secara resmi ditemukan oleh Daniel
Rutherford pada 1772,
yang menyebutnya udara beracun atau udara
tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli
kimia sejak akhir abad
ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm
Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara
telah flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani yang
bermaksud "tak bernyawa". Istilah tersebut telah menjadi nama kepada
nitrogen dalam perkataan Perancis dan
kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain.
Senyawa nitrogen
diketahui sejak Zaman Pertengahan Eropa. Ahli alkimia mengetahuiasam nitrat sebagai aqua fortis. Campuran asam
hidroklorik dan asam
nitrat dinamakan akua regia, yang diakui karena
kemampuannya untuk melarutkan emas.
Kegunaan senyawa nitrogen dalam bidang pertanian dan perusahaan pada awalnya
ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama dalam penghasilan
serbuk peledak (garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan juga stok makanan ternak kimia.
Nitrogen atau zat
lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas
tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang
stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat
lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi
78,08 persen atmosfer Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan
hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak,asam nitrat, dan sianida.
Nitrogen adalah zat non logam, dengan
elektronegatifitas 3.0. Mempunyai 5 elektron di kulit terluarnya. Ikatan
rangkap tiga dalam molekul gas nitrogen (N2)
adalah yang terkuat. Nitrogen mengembun pada suhu 77K (-196oC) pada
tekanan atmosfer dan membeku pada suhu 63K (-210oC).
Hidrida utama
nitrogen ialah amonia (NH3) walaupun hidrazina (N2H4) juga
banyak ditemukan. Amonia bersifat basa dan terlarut sebagian
dalam air membentuk ionammonium (NH4+). Amonia
cair sebenarnya sedikit amfiprotik dan membentuk ion ammonium dan amida (NH2-); keduanya
dikenal sebagai garam amida dan nitrida (N3-), tetapi terurai dalam
air.Gugus bebas amonia dengan atom hidrogen tunggal atau ganda dinamakan amina.
Rantai, cincin atau struktur hidrida nitrogen yang lebih besar juga diketahui
tetapi tak stabil.
1. KARAKTERISTIK
Nitrogen
tidak berbau dan tidak berwarna. Udara mengandung 78 % Nitrogen. Nitrogen tidak
menopang kehidupan, Nitrogen tidak beracun. Nitrogen tidak mudah terbakar dan
tidak memperbesar pembakaran, Bila nitrogen menggantikan oksigen di udara dapat
menyebabkan sesak napas udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat
berbahaya. Nitrogen cair banyak digunakan sebagai sumber pendingin dan dengan
demikian mempunyai peranan dalam akumulator pendingin.
2.
ISOTOP
Ada 2 isotop Nitrogen yang stabil yaitu: 14N dan 15N. Isotop yang paling
banyak adalah14N (99.634%), yang dihasilkan dalam bintang-bintang
dan yang selebihnya adalah15N. Di antara sepuluh isotop yang
dihasilkan secara sintetik, 1N
mempunyai paruh waktu selama 9 menit dan yang selebihnya sama atau lebih kecil
dari itu.
Beberapa
senyawa nitrogen sebagai berikut :
a).
Amonia
Wujud amonia adalah gas dengan bau
yang khas dan sangat menyengat, tidak berwarna, dengan titik didih –33,35 °C
dan titik beku –77,7 °C. Amonia dibuat dengan proses Haber-Bosch, pada suhu 370
– 540 °C dan tekanan 10 – 1.000 atm, dengan menggunakan katalis Fe3O4. Katalis
berfungsi untuk memperluas kisi dan memperbesar permukaan aktif, sedangkan suhu
tinggi dilakukan untuk mendapatkan laju reaksi yang diinginkan.
Reaksi:
N2(g)+ 3H2(g) ⎯⎯→ 2NH3(g)
Dalam skala laboratorium, amonia
dibuat dengan mereaksikan garam amonium dengan basa kuat sambil dipanaskan.
Reaksi:
NH4Cl + NaOH ⎯⎯→ NaCl + H2O + NH3
Kegunaan
amonia, antara lain :
1.Membuat pupuk, seperti urea
(CO(NH2)2) dan ZA (NH4)2SO4).
2.Membuat senyawa nitrogen yang lain,
seperti asam nitrat, amonium klorida, dan amonium nitrat.
3.Sebagai pendingin dalam pabrik es
karena amonia cair mudah menguap dan menyerap banyak panas.
4.Membuat hidrazin (N2H4), bahan bakar
roket.
5.Digunakan pada industri kertas,
karet, dan farmasi.
6.Sebagai refrigeran pada sistem
kompresi dan absorpsi.
b).
Asam Nitrat
Asam
nitrat termasuk dalam asam kuat, di mana dapat melarutkan hampir semua logam,
kecuali emas dan platina. Asam nitrat berupa zat cair jernih pada suhu biasa
dan dapat bercampur sempurna dengan air dalam segala perbandingan. Asam nitrat
dibuat dengan melalui tiga tahap, dikenal dengan proses Oswald, sebagai berikut.
Mula-mula amonia dan udara berlebih dialirkan melalui katalis Pt – Rh pada suhu
950 °C, kemudian didinginkan sampai suhu mencapai 150 °C di mana gas dicampur
dengan udara yang akan menghasilkan NO2. NO2(g) dan udara sisa dialirkan ke
dasar menara, kemudian disemprotkan dengan air pada temperatur sekitar 80 °C,
maka akan diperoleh larutan yang mengandung 70% HNO3
.
Reaksi: 4NH3(g) + 5O2(g) ⎯--> 4NO(g) + 6H2O(g)
2NO(g)
+ O2(g) ⎯--> 2NO2(g)
4NO2(g)
+ O2(g) + 2H2O(l) ⎯--> 4HNO3(aq)
Asam nitrat banyak digunakan untuk
pupuk (amonium nitrat), obat-obatan, dan bahan-bahan peledak, seperti TNT,
nitrogliserin, dan nitro-selulosa. Asam nitrat juga digunakan pada sistem
pendorong roket dengan bahan bakar cair.
IX.
UNSUR [ O ( Oxigen ) ]
Oksigen atau zat
asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan
hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadioksida). Pada Temperatur
dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi
dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan
rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga
di alam semesta berdasarkan massa[1] dan
unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9%
volume atmosfer bumi..
Semua kelompok molekul struktural
yang terdapat pada organisme hidup, sepertiprotein, karbohidrat, dan lemak,
mengandung oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan
tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan
dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selamafotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup.
Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan
paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada
atomsfer sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen
lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atomsfer membantu melindungi biosferdari radiasi
ultraviolet, namun pada permukaan bumi ia adalah polutan yang
merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan
oleh Carl Wilhelm
Scheele di Uppsala pada
tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada
tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan
yang pertama kali dicetak. Istilah oxygendiciptakan
oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan oksigen
berhasil meruntuhkan teori
flogiston pembakaran dan korosi yang
terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi
bertingkat udara cair,
dengan munggunakan zeolit untuk
memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari
udara, ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan
dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan sebagai propelan
roket, untuk terapi
oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
SEJARAH
OKSIGEN
Oksigen
pertama kali ditemukan oleh seorang ahli obat Carl Wilhelm Scheele. Ia menghasilkan gas oksigen dengan mamanaskan raksa oksida
dan berbagai nitrat sekitar tahun 1772. Scheele menyebut gas ini 'udara api'
karena ia murupakan satu-satunya gas yang diketahui mendukung pembakaran. Ia
menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah manuskrip yang berjudul Treatise
on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan ke penerbitnya pada tahun 1775.
Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun 1777.
Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph
Priestley, melakukan percobaan yang
memfokuskan cahaya matahari keraksa oksida (HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1 Augustus 1774.
Percobaan ini menghasilkan gas yang ia namakan 'dephlogisticated air'. Ia
mencatat bahwa lilin akan menyala lebih terang di dalam gas tersebut dan seekor
tikus akan menjadi lebih aktif dan hidup lebih lama ketika menghirup udara
tersebut. Setelah mencoba menghirup gas itu sendiri, ia menulis: "The
feeling of it to my lungs was not sensibly different from that of common air,
but I fancied that my breast felt peculiarly light and easy for some time afterwards."]Priestley mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam
sebuah laporan yang berjudul "An Account of Further Discoveries in
Air". Laporan ini pula dimasukkan ke dalam jilid kedua bukunya yang
berjudul Experiments
and Observations on Different Kinds of Air. Oleh karena ia mempublikasikan penemuannya terlebih
dahulu, Priestley biasanya diberikan prioritas terlebih dahulu dalam penemuan
oksigen.
Seorang kimiawan Perancis, Antoine
Laurent Lavoisier kemudian mengklaim bahwa ia
telah menemukan zat baru secara independen. Namun, Priestley mengunjungi
Lavoisier pada Oktober 1774 dan memberitahukan Lavoisier mengenai eksperimennya
serta bagaimana ia menghasilkan gas baru tersebut. Scheele juga mengirimkan
sebuah surat kepada Lavoisier pada 30 September 1774 yang menjelaskan
penemuannya mengenai zat yang tak diketahui, tetapi Lavoisier tidak pernah
mengakui menerima surat tersebut (sebuah kopian surat ini ditemukan dalam
barang-barang pribadi Scheele setelah kematiannya).
Pada satu eksperimen, Lavoisier
mengamati bahwa tidak terdapat keseluruhan peningkatan berat ketika timah dan udara
dipanaskan di dalam wadah tertutup. Ia mencatat bahwa udara segera masuk ke
dalam wadah seketika ia membuka wadah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa
sebagian udara yang berada dalam wadah tersebut telah dikonsumsi. Ia juga
mencatat bahwa berat timah tersebut juga telah meningkat dan jumlah peningkatan
ini adalah sama beratnya dengan udara yang masuk ke dalam wadah tersebut.
Percobaan ini beserta percobaan mengenai pembakaran lainnya didokumentasikan ke
dalam bukunya Sur la combustion en général yang dipublikasikan
pada tahun 1777. Hasil kerjanya membuktikan bahwa udara merupakan campuran dua
gas, 'udara vital', yang diperlukan dalam pembakaran dan respirasi, serta azote (Bahasa
Yunani ἄζωτον "tak
bernyawa"), yang tidak mendukung pembakaran maupun respirasi. Azote kemudian
menjadi apa yang dinamakan sebagai nitrogen,
walaupun dalam Bahasa Perancis dan beberapa bahasa Eropa lainnya masih
menggunakan nama Azote.
Lavoisier menamai ulang 'udara vital' tersebut menjadi oxygène pada
tahun 1777. Nama tersebut berasal dari akar kata Yunani ὀξύς (oxys) (asam,
secara harfiah "tajam") dan -γενής (-genēs) (penghasil,
secara harfiah penghasil keturunan). Ia menamainya demikian karena ia percaya
bahwa oksigen merupakan komponen dari semua asam. Ini tidaklah benar, namun
pada saat para kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygène telah
digunakan secara luas dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya gas
yang lebih tepat untuk disebut sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.
Oxygène kemudian
diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris walaupun terdapat
penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan bahwa adalah seorang
Inggris, Priestley, yang pertama kali mengisolasi serta menuliskan keterangan
mengenai gas ini. Penyerapan ini secara sebagian didorong oleh sebuah puisi
berjudul "Oxygen" yang memuji gas ini dalam sebuah buku populer The Botanic Garden (1791) oleh Erasmus
Darwin, kakek Charles
Darwin.
Sejarah selanjutnya
Hipotesis
atom awal John
Dalton berasumsi bahwa semua unsur
berupa monoatomik dan atom-atom dalam suatu senyawa akan memiliki rasio atom
paling sederhana terhadap satu sama lainnya. Sebagai contoh, Dalton berasumsi
bahwa rumus air adalah HO, sehinggamassa
atom oksigen adalah 8 kali massa
hidrogen (nilai yang sebenarnya adalah 16). Pada tahun 1805, Joseph Louis Gay-Lussac dan Alexander von Humboldt menunjukkan bahwa air terbentuk dari dua volume
hidrogen dengan satu volume oksigen; dan pada tahun 1811, berdasarkan apa yang
sekarang disebut hukum
Avogadro dan asumsi molekul unsur
diatomik, Amedeo Avogadro memperkirakan
komposisi air dengan benar.
Pada akhir abad ke-19, para ilmuwan menyadari bahwa udara
dapat dicairkan dan komponen-komponennya dapat dipisahkan dengan mengkompres
dan mendinginkannya. Kimiawan dan fisikawan Swiss, Raoul Pierre Pictet, menguapkan cairan sulfur
dioksidauntuk mencairkan karbon
dioksida, yang mana pada akhirnya diuapkan
untuk mendinginkan gas oksigen menjadi cairan. Ia mengirim sebuah telegram pada
22 Desember 1877 kepada Akademi Sains Prancis di Paris dan mengumumkan
penemuan oksigen cairnya. Dua hari kemudian, fisikawan Perancis Louis Paul Cailletet mengumumkan metodenya untuk mencairkan oksigen
molekuler. Hanya beberapa tetes cairan yang dihasilkan sehingga tidak ada
analisis berarti yang dapat dilaksanakan. Oksigen berhasil dicairkan ke dalam
keadaan stabil untuk pertama kalinya pada 29 Maret 1877 oleh ilmuwan Polandia
dariUniversitas Jagiellonian, Zygmunt Wróblewski dan Karol Olszewski.
Pada tahun 1891, kimiawan Skotlandia James Dewar berhasil memproduksi oksigen cair dalam jumlah yang
cukup banyak untuk dipelajari. Proses produksi oksigen cair secara
komersial dikembangkan secara terpisah pada tahun 1895 oleh insinyur Jerman Carl von Linde dan insinyur Britania William Hampson. Kedua insinyur
tersebut menurunkan suhu udara sampai ia mencair dan kemudian mendistilasi
udara cair tersebut. Pada tahun 1901, pengelasan oksiasetilena
didemonstrasikan untuk pertama kalinya dengan membakar campuran asetilena dan O2 yang dimampatkan. Metode
pengelasan dan pemotongan logam ini pada akhirnya digunakan secara meluas.
Pada tahun 1923, ilmuwan Amerika Robert H. Goddard menjadi orang pertama yang mengembangkan mesin roket; mesin ini menggunakan bensin sebagai bahan bakar dan oksigen cair sebagai oksidator. Goddard berhasil menerbangkan roket kecil sejauh 56 m
dengan kecepatan 97 km/jam pada 16 Maret 1926 di Auburn,
Massachusetts, USA.
Senyawa Oksigen
Keadaan oksidasi okesigen adalah -2 untuk hampir semua
senyawa oksigen yang diketahui. Keadaan oksidasi -1 ditemukan pada beberapa
senyawa seperti peroksida.Senyawa oksigen dengan keadaan
oksidasi lainnya sangat jarang ditemukan, yakni -1/2 (superoksida),
-1/3 (ozonida),
0 (asam
hipofluorit), +1/2 (dioksigenil),
+1 (dioksigen
difluorida), dan +2 (oksigen
difluorida).
Senyawa oksida dan
senyawa anorganik lainnya
Air (H2O) adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen yang paling dikenal.
Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan oksigen. Selain itu, atom hidrogen juga berinteraksi dengan atom oksigen dari
molekul air lainnya (sekitar 23,3 kJ·mol−1 per atom
hidrogen). Ikatan hidrogen antar
molekul air ini menjaga kedua molekul 15% lebih dekat daripada yang
diperkirakan apabila hanya memperhitungkan gaya Van der Waals.
Oleh
karena elektronegativitasnya, oksigen akan membentuk ikatan
kimia dengan hampir semua unsur
lainnya pada suhu tinggi
dan menghasilkan senyawaoksida.
Namun, terdapat pula beberapa unsur yang secara spontan akan membentuk oksida
pada suhu dan tekanan standar. Perkaratan besi merupakan salah satu contohnya. Permukaan logam
seperti aluminium dan titanium teroksidasi dengan keberadaan udara dan membuat
permukaan logam tersebut tertutupi oleh lapisan tipis oksida. Lapisan oksida
ini akan mencegah korosi lebih lanjut. Beberapa senyawa oksida logam transisi
ditemukan secara alami sebagai senyawa non-stoikiometris. Sebagai
contohnya, FeO (wustit) sebenarnya berumus Fe1 − xO,
dengan x biasanya sekitar 0,05.
Di atmosfer pula, kita dapat menemukan sejumlah kecil oksida
karbon, yaitu karbon dioksida (CO2).
Pada kerak bumi pula
dapat ditemukan berbagai senyawa oksida, yakni oksida silikon (Silika SO2) yang ditemukan pada granit dan pasir, oksida aluminium (aluminium
oksida Al2O3 yang
ditemukan padabauksit dan korundum), dan oksida besi (besi(III)
oksida Fe2O3)
yang ditemukan pada hematit dan karat logam.
Menurut
massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara,
laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di
alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen.[3]Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak
bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8%
berdasarkan massa). Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer
bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1%
massa (sekitar 1015 ton) atmosfer. Bumi memiliki ketidaklaziman
pada atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam sistem
tata surya karena ia memiliki konsentrasi
gas oksigen yang tinggi di atmosfernya. Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2berdasarkan
volume dan Venus yang
bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2 yang
berada di planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet
yang menimpa molekul-molekul beratom oksigen, misalnya karbon
dioksida.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini
merupakan akibat dari siklus oksigen.Siklus biogeokimia ini
menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir utama
bumi: atmosfer, biosfer,
dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses pembusukan menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000
keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer setiap tahunnya.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan.
Peningkatan kelarutan O2 pada temperatur yang rendah
memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi
dapat menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen
yang lebih tinggi Air yang
terkena polusi dapat mengurangi jumlahO2 dalam
air tersebut. Para ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau jumlah O2 yang diperlukan
untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu seperti semula.
1)
STRUKTUR
Pada temperatur
dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa
dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi
berikatan dengan konfigurasi
elektron triplet
spin. Ikatan ini memiliki orde
ikatan dua dan sering
dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda ataupun sebagai
kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.
Oksigen
triplet merupakan keadaan
dasar molekul O2. Konfigurasi elektron molekul ini memiliki
dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua orbital
molekul yang
berdegenerasi.Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga
menjadi dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada
ikatan rangkap tiga nitrogen.
Dalam bentuk triplet yang normal,
molekul O2 bersifat paramagnetik oleh karena spinmomen
magnetik elektron tak
berpasangan molekul tersebut dan energi
pertukarannegatif antara molekul O2 yang
bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepadamagnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium,
jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.
Oksigen
singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin elektronnya
berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada umumnya. Secara alami, oksigen
singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui
fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek,dan oleh sistem kekebalan
tubuh sebagai sumber oksigen aktif.Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis
(kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap
oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi
sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.
2) Isotop
Oksigen yang
dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18O, dengan 16O
merupakan yang paling melimpah (99,762%).Isotop oksigen dapat berkisar dari
yang bernomor massa 12 sampai dengan 28.
Kebanyakan 16O di disintesis pada akhir proses fusi
helium pada bintang, namun ada juga beberapa yang
dihasilkan pada proses pembakaran neon. 17O
utamanya dihasilkan dari pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO, membuatnya menjadi isotop yang
paling umum pada zona pembakaran hidrogen bintang. Kebanyakan 18O diproduksi ketika 14N (berasal
dari pembakaran CNO) menangkap inti 4He,
menjadikannya bentuk isotop yang paling umum di zona kaya helium bintang.
Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang
paling stabil adalah 15O
dengan umur paruh 122,24 detik dan 14O dengan umur paruh
70,606 detik Isotop
radioaktif sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek daripada 27 detik, dan
mayoritas memiliki umur paruh kurang dari 83 milidetik. Modus
peluruhan yang paling
umum untuk isotop yang lebih ringan dari 16O
adalahpenangkapan
elektron, menghasilkan nitrogen, sedangkan modus peluruhan yang
paling umum untuk isotop yang lebih berat daripada18O adalah peluruhan beta, menghasilkan fluorin.
X.
Manfaat dan
Kegunaan Unsur [ C, N, dan O ]
C ( Carbon ) :
1. Manfaat Intan
Intan
adalah zat padat yang bening dan zat yang paling keras, mempunyai indeks bias
tinggi, bukan konduktor listrik tetapi tahan asam dan alkali. Intan terbentuk
secara alamiah. Susunan molekul intan lebih rapat dibandingkan grafit, dengan
kerapatan intan 3,51 g/cm3, sedangkan grafit 2,22 g/cm3. Untuk membuat intan
dari grafit diperlukan tekanan dan suhu yang tinggi, yaitu 3.000 °C dan 125 bar
dengan katalis logam transisi, seperti Cr, Fe, atau Pt, yang akan menghasilkan
intan 0,1 karat. Kegunaan intan alam sebagian besar untuk perhiasan. Intan alam
yang tidak cukup baik digunakan untuk pemotong kaca, gerinda, dan mata bor
serta digunakan untuk membuat ampelas untuk memoles benda yang sangat keras,
seperti baja tahan karat.
2. Manfaat Grafit
Grafit
adalah zat bukan logam berwarna hitam yang mampu menghantarkan panas dengan
baik, buram, licin, tahan panas, dan dapat dihancurkan menjadi serbuk yang
lebih kecil. Sifat fisika grafit ditentukan oleh sifat dan luas permukaannya.
Grafit yang halus berarti mempunyai permukaan yang relatif lebih luas (Sri
Lestari, 2004: 43). Grafit dapat dibuat dengan mensintesis berbagai bahan yang
mengandung karbon. Grafit mempunyai struktur yang berbentuk lapisan. Jarak
antarlapisan hampir 2,5 kali lebih besar dari jarak antaratom dalam satu
lapisan. Hal ini menyebabkan grafit bersifat licin karena satu lapisan dapat
meluncur di atas lapisan lainnya.
Hubungan
antarlapisan dalam grafit dapat diibaratkan dengan tumpukan lembaran kaca yang
basah. Grafit juga mempunyai titik leleh yang tinggi. Elektron yang digunakan
untuk membentuk ikatan antarlapisan terikat relatif lemah, sehingga dapat
mengalir dari satu atom ke atom lain, sehingga grafit dapat menghantarkan
listrik.
Kegunaan
grafit, antara lain adalah sebagai elektrode pada baterai, proses elektrolisis,
atau untuk pensil. Selain itu, jika karbon aktif dipanaskan pada suhu 1.500 °C
dengan paladium, platina sebagai katalis, akan menghasilkan serat polimer,
seperti poliakrilonitril atau selulosa, yang bila digabungkan dengan plastik akan
membentuk foam dan foil.
3. Manfaat Arang
Bahan
lain yang mengandung karbon adalah arang. Arang dibuat dari kayu atau serbuk
gergaji dengan pemanasan pada suhu tinggi tanpa udara. Arang merupakan kristal
halus dengan struktur seperti grafit. Ruang antarlapisan atom dalam arang yang
dibubuk halus dapat menjerap atom, sehingga zat itu mempunyai daya absorpsi
yang besar. Oleh karena itu zat ini digunakan dalam topeng gas. Arang dapat
digunakan untuk mengadsorpsi zat warna dan bahan polutan dalam pengolahan air
serta dalam air tebu pada pengolahan gula, selain sebagai obat sakit perut.
4. Manfaat Karbon Monoksida
Karbon
monoksida merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau, beracun, dan mempunyai
titik didih –190 °C. Karbon monoksida ini akan terbentuk jika karbon dibakar
dengan jumlah oksigen yang sedikit, secara stoikiometri kekurangan oksigen.
Karbon monoksida antara lain dapat dihasilkan melalui reduksi batuan fosfat
menjadi fosfor dan hasil pembakaran bahan bakar, seperti knalpot pada kendaraan
bermotor. Karbon monoksida berbahaya bagi tubuh karena mampu mengikat atom Fe
dalam hemoglobin darah.
Karbon
monoksida dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan cara mencampurkannya
dengan gas lain, sebagai reduktor pada pengolahan berbagai jenis logam. Selain
itu campuran karbon monoksida dan H2 penting untuk sintesis metanol (Sri
Lestari, 2004: 45).
5. Manfaat Karbon Dioksida
Karbon
dioksida dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar yang mengandung karbon.
Secara alami, karbon dioksida berwujud gas dan diperoleh dari hasil metabolisme
hewan dan hanya sedikit sekali di atmosfer, sekitar 0,03% volume (Kirk –
Othmer, vol. 5). Meskipun tidak berbahaya, akan tetapi jika kadarnya
terlalu besar dapat menyebabkan orang pingsan dan merusak sistem pernapasan.
Karbon dioksida secara komersial diperoleh dari pembakaran residu penyulingan
minyak bumi. Dalam jumlah besar juga diperoleh sebagai hasil samping produksi
urea dan pembuatan alkohol dari proses fermentasi.
Reaksi:
C6H12O6 →
2 C2H5OH + 2 CO2
Beberapa
kegunaan karbon dioksida adalah:
a. Es
kering (dry ice), digunakan sebagai pendingin, seperti pada pembuatan
es krim, produk daging, dan makanan beku.
b.
Sebagai pemadam api, CO2 akan
mencegah api menyebar karena sifatnya yang lebih ringan dibandingkan dengan
udara, sehingga akan melingkari api.
c.
Untuk membuat minuman berkarbonasi (soft drink), seperti air soda,
limun, dan lainnya.
d.
Sebagai reagen kimia pada proses pembuatan sodium salisilat, potasium, amonium
karbonat dan bikarbonat.
e.
Sebagai bahan baku untuk fotosintesis dan menentukan suhu global iklim.
f.
Sebagai bahan baku untuk fotosintesis tumbuhan air dan digunakan siput dan
sejenisnya untuk membuat cangkang.
N ( Nitrogen ) :
1. Sebagian besar nitrogen dipakai
untuk membuat amonia (NH3).
2. Digunakan untuk membuat pupuk
nitrogen, seperti urea
(CO(NH2)2) danZA(NH4)2SO4).
3. Sebagai selubung gas inert untuk
menghilangkan oksigen pada pembuatan alat elektronika karena sifat inert yang
dimiliki.
4. Digunakan sebagai pendingin untuk
menciptakan suhu rendah, misalnya pada industri pengolahan makanan.
5. Membuat ruang inert untuk
penyimpanan zat-zat eksplosif.
6. Mengisi ruang kosong dalam
termometer untuk mengurangi penguapan raksa.
O
( Oxygen ) :
1. Gas oksigen digunakan untuk
pernapasan semua makhluk hidup.
2. Gas oksigen diperlukan untuk proses
pembakaran.
3. Pada industri kimia, oksigen
digunakan sebagai oksidator untuk membuat senyawa-senyawa kimia.
4. Oksigen cair digunakan untuk bahan
bakar roket.
5. Campuran gas oksigen dan hidrogen
digunakan sebagai bahan bakar pesawat ruang angkasa (sel bahan bakar).
6. Bersama dengan asetilena digunakan
untuk mengelas baja.
7. Dalam industri baja digunakan untuk
mengurangi kadar karbon dalam besi gubal.
BAB III
PENUTUP
XI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
kami ambil dari penyusunan makalah ini adalah, bahwa kami sangat menyadari
bahwa ternyata unsure-unsur kimia itu tidak dapat dipisahkan penggunaanya
dengan kata lain bahwa semua unsure yang ada di dalam table periodic itu
mempunyai fungsi yang saling berkaitan, contohnya C,N, O itu adalah ketiga
unsure yang kemudian dalam penggunaanya lebih menitik beratkan pada penggunaan
secara maksimal tapi tetap bisa mendapatkan manfaat dari masing-masing
unsurnya.
XII.
DAFTAR PUSTAKA
1)
^ Appl, P.: A Brief History of Ammonia Production from
Early to the Present, Nitrogen Mar./Apr., 1976
8)
^ NASA (2007-09-27). NASA
Research Indicates Oxygen on Earth 2.5 Billion Years Ago. Siaran
pers.Diakses pada 2008-03-13.
12) ^ a b Jakubowski, Henry. "Chapter
8: Oxidation-Phosphorylation, the Chemistry of Di-Oxygen". Biochemistry
Online. Saint John's University. Diakses
2008-01-28.
13) ^ Orbital merupakan konspe mekanika
kuantum yang memodelkan elektron
sebagai partikel bak gelombang yang memiliki distribusi spasial di sekitar atom
ataupun molekul.
14)
^ "Demonstration
of a bridge of liquid oxygen supported against its own weight between the poles
of a powerful magnet".
University of Wisconsin-Madison Chemistry Department Demonstration lab. Diakses
2007-12-15.
15)
^ Oxygen's paramagnetism can be used analytically in
paramagnetic oxygen gas analysers that determine the purity of gaseous oxygen.
("Company
literature of Oxygen analyzers (triplet)". Servomex. Diakses 2007-12-15.)
32)
^ "Overview
of Cryogenic Air Separation and Liquefier Systems". Universal Industrial Gases, Inc. Diakses 2007-12-15.
38)
^ From The Chemistry and Fertility of Sea Waters by H.W.
Harvey, 1955, citing C.J.J. Fox, "On the coefficients of absorption of
atmospheric gases in sea water", Publ. Circ. Cons. Explor. Mer, no. 41,
1907. Harvey however notes that according to later articles in Nature the
values appear to be about 3% too high.
42)
^ Membran tilakoid merupakan bagian kloroplas ganggang dan tumbuhan, sedangkan pada sianobakteri, ia
adalah struktur membran sel sianobakteri. Kloroplas diperkirakan berevolusi dari sianobakteri yang bersimbiosis dengan tumbuhan.
44)
^ Water oxidation is catalyzed by a manganese-containingenzyme complex known as the oxygen
evolving complex (OEC) or water-splitting
complex found associated with the lumenal side of thylakoid membranes.
Manganese is an importantcofactor, and calcium and chloride are also required for the reaction to occur.(Raven
2005)
59)
^ DeTurck, Dennis; Gladney, Larry and Pietrovito,
Anthony (1997). "Do
We Take Atoms for Granted?". The
Interactive Textbook of PFP96.
University of Pennsylvania. Diakses 2008-01-28.
61)
^ Namun, hasil kerjanya kebanyakan diabaikan sampai
dengan tahun 1860. Hal ini sebagian dikarenakan oleh kepercayaan bahwa atom
yang seunsur tidak akan memilikiafinitas kimia terhadap satu sama lainnya. Selain itu, juga
disebabkan oleh kekecualian hukum Avogadro yang belum berhasil dijelaskan pada
saat itu.
63)
^ Poland
- Culture, Science and Media. Condensation of oxygen and nitrogen. Retrieved on 2008-10-04.
70)
^ Selain itu, oleh karena oksigen memiliki
elektronegativitas yang lebih tinggi daripada hidrogen, molekul air
bersifat polar.
72)
^ Lide, D. R., ed. (2005). CRC Handbook of
Chemistry and Physics (ed. ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. ISBN 0-8493-0486-5.
73)
^ a b Haaland, D (1976). "Graphite-liquid-vapor triple
point pressure and the density of liquid carbon". Carbon 14 (6):
357.doi:10.1016/0008-6223(76)90010-5.
74)
^ a b Savvatimskiy, A (2005). "Measurements of the
melting point of graphite and the properties of liquid carbon (a review for
1963–2003)". Carbon 43 (6): 1115. doi:10.1016/j.carbon.2004.12.027.
76)
^ "Fourier
Transform Spectroscopy of the Electronic Transition of the Jet-Cooled CCI Free
Radical". Diakses 2007-12-06.
78)
^ Magnetic
susceptibility of the elements and inorganic compounds, in Handbook of Chemistry and Physics 81st edition, CRC
press.
83)
^ "World
of Carbon - Interactive Nano-visulisation in Science &Engineering Edukation
(IN-VSEE)". Diakses 2008-10-09.
84)
^ a b Chemistry Operations (December 15, 2003). "Carbon". Los Alamos National Laboratory. Diakses 2008-10-09.
86)
^ Greenville Whittaker, A. (1978). "The
controversial carbon solid−liquid−vapour triple point". Nature 276:
695. doi:10.1038/276695a0.
87)
^ J.M. Zazula (1997). "On
Graphite Transformations at High Temperature and Pressure Induced by Absorption
of the LHC Beam". CERN. Diakses 2009-06-06.
88)
^ C. Lee; Wei, X; Kysar, JW; Hone, J (2008). "Measurement
of the Elastic Properties and Intrinsic Strength of Monolayer Graphene".Science 321 (5887): 385. doi:10.1126/science.1157996. PMID 18635798. Ringkasan.
89)
^ Sanderson, Bill (2008-08-25). "Toughest
Stuff Known to Man : Discovery Opens Door to Space Elevator". nypost.com. Diakses 2008-10-09.
90)
^ Brown, Tom (March 1, 2006)."Carbon Goes
Full Circle in The Amazon" Lawrence
Livermore National Laboratory. Diakses pada 25 November 2007.
91)
^ Bowman, S. (1990). Interpreting the past: Radiocarbon
dating. British Museum Press. ISBN 0-7141-2047-2.
93)
^ Westgren, A. (1960). "The
Nobel Prize in Chemistry 1960".
Nobel Foundation. Retrieved 2007-11-25.
95)
^ Watson, A. (1999). "Beaming
Into the Dark Corners of the Nuclear Kitchen". Science 286 (5437): 28–31.doi:10.1126/science.286.5437.28.
0 komentar:
Posting Komentar