11.6.13

Pil KB Dapat Meningkatkan Risiko Pembekuan Darah

18.51 Posted by Unknown No comments
Pil KB Dapat Meningkatkan Risiko Pembekuan Darah

Sebagai wanita modern, Anda pasti tahu pentingnya Keluarga Berencana. Mungkin Anda termasuk salah satu di antara 70 juta wanita di seluruh dunia yang meminum pil KB setiap harinya. Memang pil KB adalah salah satu metode KB yang paling efektif dan paling banyak di teliti.

Di antara berbagai pilihan metode kontrasepsi, pil KB mungkin adalah yang paling populer selain kondom. Dokter sering menyarankannya karena memiliki efektivitas sangat tinggi untuk mencegah kehamilan (hampir 100% untuk jenis pil kombinasi). Wanita usia subur juga menyukainya karena praktis, tidak perlu ada yang dikenakan atau dipasang. Selain itu, pil KB memiliki manfaat lain seperti mengurangi risiko pertumbuhan kista rahim dan tumor payudara serta berdampak positif pada kulit dengan mengurangi jerawat dan memperhalus kulit.

Namun, di balik kelebihan-kelebihan tersebut, pil KB tampaknya perlu diwaspadai. Pil KB dapat meningkatkan risiko trombosis (pembekuan darah), terutama jenis yang memakai drospirenon (progesteron sintetis yang sangat mirip dengan progesteron alami). Trombosis di pembuluh darah berbahaya, bahkan berpotensi mematikan, karena dapat bermigrasi ke paru-paru atau otak, menyebabkan embolisme paru dan stroke. Risiko tertinggi terdapat pada wanita berusia di atas 35 tahun yang merokok. Faktor risiko lainnya adalah obesitas dan riwayat keluarga trombosis dan tromboembolisme.

Keprihatinan mengenai kenaikan risiko trombosis oleh pil KB berbasis drospirenon ini sebenarnya sudah cukup lama disuarakan, namun tampaknya baru mencapai puncaknya beberapa bulan terakhir ini. Setelah lebih dari 11.000 tuntutan hukum diajukan atas berbagai masalah kesehatan terkait kontrasepsi ini, badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) beberapa waktu lalu memerintahkan agar setiap produk pil KB yang berbasis drospirenon memuat peringatan mengenai risiko tersebut dalam kemasannya.

FDA mengutip beberapa studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa kontrasepsi berbasis drospirenon meningkatkan risiko trombosis sampai 300% dibandingkan pil KB jenis lain. Lebih lanjut, otoritas kesehatan itu menekankan bahwa risiko trombosis penggunaan pil KB meningkat pada kehamilan, tidak peduli apakah produknya mengandung drospirenon atau tidak.

Di dunia, produsen utama pil KB berbasis drospirenon adalah Bayer. Produk-produk Bayer yang berbasis drospirenon dengan merek seperti Yasmin, Yaz dan Yasmin Elle’ve sangat populer di dunia, dengan penjualan global tahun 2011 mencapai 1,07 miliar euro (sekitar Rp10 triliun). Dengan perkembangan terakhir, Bayer AS kini menghadapi rentetan tuntutan hukum atas masalah-masalah kesehatan yang dikaitkan dengan penggunaan produk-produk tersebut.

7 Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

18.50 Posted by Unknown No comments
Mewaspadai Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan

Kehamilan merupakan hasil konsepsi antara ovum (sel telur) dan spermatozoa (sel mani) yang disertai nidasi hasil konsepsi. Kehamilan normal, mulai dari ovulasi sampai partus lamanya kira – kira 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), tapi terkadang suatu kehamilan berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi waktu yang normal. Kehamilan dibagi 3 triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan.

Kehamilan sangat dinanti oleh para Ibu, terutama yang baru saja menikah. Beberapa bahaya kehamilan harus diperhatikan jangan sampai dilupakan, hal ini terkait dengan kesehatan ibu dan anak dengan tujuan mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Untuk menghindari bahaya kehamilan pada ibu hamil,maka perlu mengetahui tanda bahaya hamil untuk dapat mewujudkan cita cita tersebut tentu perlu dukungan dari seluruh anggota keluarga, saya berusaha membagikan beberapa informasi yang berkaitan dengan “Pengenalan tanda bahaya pada ibu hamil” melalui tulisan yang tersaji kali ini, semoga dapat dibagikan pada teman kerja, tetangga dan sahabat para ibu yang sedang hamil.

Pada keadaan yang bagaimana saja ibu hamil perlu mendapat kewaspadaan dan termasuk salah satu tanda bahaya kehamilan?

1. Demam tinggi.

Ibu hamil dalam usia kehamilan berapapun bila mengalami panas atau demam tinggi perlu segera dibawa kepada tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan. Keterlambatan penanganan dapat menimbulkan bahaya bagi ibu akibat infeksi. Selain itu, bayi berpotensi mengalami keguguran dan terlahir prematur bahkan kematian bayi dalam kandungan.

Saran : Ibu hamil dengan panas tinggi tidak dianjurkan untuk minum obat penurun panas tanpa ada pemeriksaan dari tenaga kesehatan. Selama mengalami demam ibu hamil minum air putih yang cukup agar tidak terjadi kekurangan cairan tubuh. Bila sudah mendapat pengobatan, sebaiknya ibu hamil istirahat tirah baring di atas tempat tidur hingga suhu tubuh kembali normal .

2. Bengkak di tangan, kaki dan wajah.

Memasuki masa kehamilan beberapa perubahan tubuh pada ibu hamil antara lain adalah kenaikan berat badan dan sedikit pembengkakan pada bagian tubuh seperti tangan, kaki dan wajah. Namun waspada bila terjadi pembengkakan pada bagian tubuh tersebut dan diikuti dengan nyeri tengkuk, nyeri ulu hati dan pusing kepala bahkan kejang – kejang mendadak dan disertai pertambahan berat badan berlebihan selama hamil juga perlu diwaspadai.Semua tanda tersebut mengarah pada keadaan keracunan kehamilan atau disebut dengan preeklampsia dan eklampsia bila kejang.

Saran : Untuk mengetahui pembengkakan yang tidak normal antara lain dengan menekan pada daerah tungkai kaki yang bengkak, bila bagian yang ditekan tampak cekung dan tidak segera kembali seperti semula berarti terdapat penumpukan cairan. Untuk ibu hamil yang mengalami kenaikan tekanan darah selama kehamlan seringkali diikuti dengan pembengkakan pada anggota tubuh kaki , bila sudah mendapat perawatan dan pengobatan sebaiknya ibu hamil sering sering mengganjal kedua kaki lebih tinggi dari tubuh agar memperlancar aliran darah dan mencegah penumpukan cairan berlebihan di area kaki. Hindari penggunaan pakaian yang ketat selama hamil. Ibu hamil dengan kondisi bengkak, pusing kepala, nyeri tengkuk dan ulu hati , mata berkunang kunang wajib segera memeriksakan diri ke bidan dan tenaga kesehatan terdekat.

3. Ibu hamil mengalami perdarahan atau mengeluarkan bercak darah dari jalan lahir.

Pada masa hamil muda, keadaan ini dapat menimbulkan bahaya keguguran pada janin dalam kandungan. Pada usia kehamilan yang lanjut mendekati cukup bulan, bila tiba tiba mengalami keluar darah merah segar maupun gumpal kehitaman dari jalan lahir kemungkinan besar berasal dari ari-ari atau plasenta yang terlepas sebagian sebelum bayi lahir. Pada kondisi ini sebaiknya ibu hamil segera di bawa ke tempat pelayanan kesehatan.

Saran : Pada saat mengalami perdarahan seorang ibu hamil harus segera tirah baring agar perdarahan tidak semakin banyak. Bila perdarahan cukup banyak hingga menembus kain atau pakaian dan tempat pelayanan kesehatan jauh sebaiknya selama perjalanan menuju ke rumah sakit posisikan kedua kaki lebih tinggi dengan di ganjal bantal. Kepala dibaringkan datar sejajar tubuh. Beri minum manis pada ibu hamil yang mengalami perdarahan. Jangan memaksakan diri menuju rumah sakit yang jauh, segera menuju di tempat pelayanan kesehatan yang ditemukan dalam perjalanan agar mendapat tindakan pertolongan penambahan cairan dan upaya penghentian perdarahan. Keterlambatan penanganan sering terjadi karena keluarga berusaha menuju rumah sakit yang jauh tanpa adanya tindakan darurat dari tenaga kesehatan terdekat.

4. Keluar air ketuban.

Bagi ibu hamil dalam usia kehamilan berapapun bila mengalami ada cairan keluar dari jalan lahir, baik itu merembes maupun mengalir, segera menuju ke tempat pelayanan kesehatan untuk memastikan apakah ibu mengalami pecah ketuban. Jangan lupa perhatikan warna air ketuban atau perembesan air ketuban. Beritahukan pada bidan saat memeriksa misalnya banyaknya air ketuban hingga membasahi sprei atau berapa kali ganti pembalut, warna dan baunya.

Saran : Jangan menunda untuk memeriksakan diri karena air ketuban semakin berkurang dan bisa kering. Berisiko bayi mengalami infeksi dalam kandungan. Terutama bila air ketuban yang keluar berwarna kuning kental atau kehijauan bau, ibu hamil wajib segera datang kepada tenaga kesehatan terdekat. Bila terasa ada perembesan air ketuban atau ada cairan ketuban mengalir dari jalan lahir sebaiknya ibu hamil segera di bawa ke bidan atau dokter dan posisikan duduk atau bila air ketuban mengalir deras upayakan berbaring selama perjalanan agar tidak semakin banyak cairan yang keluar.

5. Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama-sekali.

Pada kehamilan yang masih muda memang belum dapat dirasakan. Pada umumnya, memasuki kehamilan lima bulan, ibu hamil semakin sering meraskan gerakan gerakan janin dalam kandungan. Bila dalam keadaan terjaga, diharapkan seorang ibu hamil bisa merasakan gerakan janin kurang lebih sepuluh kali dalam 12 jam. Bila ibu tidak merasakan gerakan janin sebaiknya segera menuju ke tempat pelayanan kesehatan agar tidak terlambat dan terjadi kematian janin dalam kandungan.

Saran : Ibu hamil bisa mempraktekkan menghitung gerakan janin ini misalnya dengan menulis di kertas saat sambil bekerja, misalnya dengan membuat tulisan dengan sepuluh huruf : “ S A Y A N G B A Y I “ bila setiap merasakan bayi bergerak, segera ibu menulis satu huruf saja maka selama bekerja di kantor atau saat di rumah. bila sudah terangkai kalimat sayang bayi berarti sudah aman. Atau bila ibu rumah tangga bisa dengan menggunakan koin uang logam, saat bayi bergerak tandai dengan koin uang logam yang dikumpulkan dalam wadah kecil, bila sudah terkumpul sepuluh koin berarti bayi aman. Namun demikian perlu tetap di waspadai bila bayi tiba tiba berhenti bergerak sama sekali setelah gesit bergerak terus menerus tanpa henti. Pada beberapa kasus bayi dengan lilitan tali pusat seringkali janin dalam kandungan setelah bergerak lincah, tiba-tiba bayi tidak bergerak sama sekali .

Untuk merangsang gerak bayi sehari hari bisa dilakukan antara lain ibu coba berbaring miring ke satu sisi tubuh ke arah kiri dan usap perlahan perut ibu, ajak bayi berkomunikasi sambil ibu relaksasi dan menarik nafas panjang.

6. Ibu muntah terus menerus dan tak bisa makan sama sekali.

Ada perubahan hormon tubuh yang berguna untuk mempertahankan pertumbuhan dan menjaga kehamilan. Namun pada beberapa ibu hamil hal ini dapat mengakibatkan muntah berlebihan bahkan hingga kesadaaran menurun akibat kekurangan cairan dan zat makanan. Keadaan ini sangat membahayakan kondisi ibu dan janin dalam kandungan

Saran : Segera membawa ibu hamil yang mengalami muntah berlebihan dan tidak bisa makan atau minum, ataupun dalam keadaan setelah makan dan minum ibu hamil langsung muntah lagi dan terdapat demam. Bila dalam pemeriksaaan ternyata ibu hamil disarankan untuk perawatan di rumah sakit dan dibantu dengan penambahan cairan makanan melalui infus maka hendaknya ada dukungan dari keluarga. Keluarga bisa membantu mengamati tanda – tanda ibu hamil kekurangan cairan tubuh antara lain bibir kering dan pecah pecah, nafas bau, kulit kekenyalan menurun saat di cubit, keriput tidak segera kembali, mata tampak cekung dan peningkatan suhu tubuh.

7. Ibu mengalami cedera atau trauma pada daerah perut.

Keadaan cedera tersebut bisa diakibatkan kecelakaan, terjatuh maupun akibat tindakan kekerasan misalnya dipukul atau ditendang daerah perut. Keadaan seperti ini dapat berakibat ibu mengalami perdarahan, keguguran dan gangguan pertumbuhan dalam rahim.

Saran : Bila melihat ibu hamil mengalami benturan pada perut atau terjatuh karena kecelakaan di lalulintas walaupun tidak terluka sebaiknya segera membawa ibu hamil kepada petugas kesehatan maupun pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat pemeriksaan. Ibu hamil dengan tindakan kekerasan fisik hingga saat ini masih ditemukan.Perlu adanya kerjasama dari lingkungan masyarakat untuk menyadarkan pentingnya menjaga keselamatan dan menyayangi ibu hamil.

Semoga bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat dalam membantu meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda bahaya pada ibu hamil dan semakin menyayangi para ibu hamil dengan memberi perhatian khusus mulai dari hal – hal sederhana, misalnya tidak merokok di depan ibu hamil, memberi tempat duduk pada ibu hamil yang berdiri di bus kota atau kereta api, segera membantu mengantarkan ibu hamil ke petugas kesehatan bila menemukan keadaan ibu hamil dalam tanda bahaya, memberi dukungan mental pada ibu hamil dan sebagainya.

4.6.13

5 Saran Memilih Dosen Pembimbing Skripsi

03.23 Posted by Unknown No comments
Memilih Dosen Pembimbing Skripsi

Skripsi/tugas akhir merupakan syarat yang diperlukan oleh mahasiswa untuk lulus dari perguruan tinggi. Skripsi pada jurusan teknik sipil bisa berupa penelitian ataupun analisis data. Skripsi itu gampang-gampang susah, butuh mood yang bagus untuk bisa mengerjakannya, karena biasanya skripsi itu tanpa deadline.


Memilih Dosen Pembimbing Skripsi

Memilih dosen pembimbing skripsi juga gampang-gampang susah. Diperlukan berbagai pertimbangan agar kita tidak salah langkah yang ujung-ujungnya telat lulus. Sebelum memutuskan untuk memilih dosen skripsi, silakan baca beberapa saran berikut ini:

1. Pilihlah dosen yang sesuai bidang yang Anda minati.

Jika Anda memilih skripsi struktur, maka pilihlah dosen yang mengajar ilmu struktur. Jika Anda memilih skripsi manajemen, maka pilihlah dosen yang mengajar manajemen, dst. Itu sudah hukum alam. Jika Anda memilih skripsi struktur dan berharap bimbingan pada dosen manajemen, maka celakalah. Bisa-bisa Anda tidak mendapatkan apa-apa.

2. Pilihlah dosen yang benar-benar expert/master

Memilih dosen yang expert/master adalah sangat dianjurkan. Karena dosen seperti ini bisa menjadi pembimbing yang baik. Dosen yang expert mengerti semua persoalan yang dihadapi mahasiswa. Sehingga dalam pemecahan masalah, tidak perlu lagi bertanya pada dosen lain. Dosen yang expert biasanya sangat disegani oleh dosen-dosen lainnya, ini akan sangat membantu Anda ketika menghadapi sidang.

3. Pilihlah dosen yang mementingkan mahasiswa

Tidak semua dosen mementingkan mahasiswa. Banyak dosen yang lebih mementingkan proyek di luar ketimbang memikirkan mahasiswa yang dibimbingnya. Proyek di luar jelas-jelas lebih menguntungkan daripada menjadi dosen pembimbing Anda. Alangkah baiknya dosen yang mementingkan mahasiswa. Hidupnya benar-benar didedikasikan untuk mendidik. Terpujilah dosen-dosen yang seperti itu.

4. Pilihlah dosen yang sering berada di kampus

Dosen juga manusia biasa. Mereka juga punya kehidupan sendiri. Tidak selamanya dosen berada di kampus. Ada dosen yang juga menjadi dosen tamu di kampus lain. Dosen seperti ini susah ditemui untuk konsultasi karena terlalu sibuk. Ada juga dosen yang sering berpergian ke luar kota/luar negeri karena alasan proyek atau mengisi kegiatan di tempat lain. Maka dari itu, pilihlah dosen yang sering berada di kampus untuk memudahkan jadwal konsultasi.

5. Pilihlah dosen killer sekalian

Dosen killer adalah sebutan untuk dosen yang mengerikan. Dosen yang punya peraturan sendiri dan pelit terhadap nilai. Dosen menjadi killer karena merasa dirinya terlalu tinggi dan menganggap bodoh semua mahasiswa. Mengapa kita harus memilih dosen killer? Agar nanti ketika sidang, dosen killer tersebut tidak menjadi dosen penguji kita, cukuplah ia menjadi dosen pembimbing saja. Dan Anda tidak akan terlalu kaget dengan gertakan dosen penguji Anda karena sudah terbiasa dengan dosen pembimbing yang killer.

Ingat, dosen hanyalah sebagai pembimbing Anda. Kelulusan Anda, Anda sendiri yang menentukan.

10 Perbedaan UGM & UI dari Sudut Pandang Mahasiswa Sejati

03.07 Posted by Unknown No comments
UGM UI Logos

Pic. Logo UGM dan UI

Kalo melihat judulnya, pasti sebagian besar pembaca blog ini langsung sinis. (atau Anda juga salah satunya yang begitu?). Eits, jangan salah dulu mamen/bro/sis, gw gak bermaksud membanding-bandingin.

T: Kalo bukan membanding-bandingkan, trus apa?

Disini saya tegaskan dan tekankan, postingan ini tidak bermaksud membeda-bedakan mana yang terbaik diantara kedua Universitas di atas yang “katanya” 2 diantara sekian Universitas yang terbaik di Indonesia.

Kalo melihat di RANGKING ASIA tahun 2011, memang UI berada jauh sedikit di atas UGM. Tapi itu penilaian berdasarkan apa? Terlebih lagi, jaman sekarang survey-survey atau polling tak bisa dipercaya (bisa dibeli). Terserah Anda mau percaya atau tidak, kalo saya memilih untuk melakukan survey sendiri saja, lebih independent (tidak ada kepentingan) dan akurat, setidaknya menurut saya.

Berikut saya paparkan hasil survey dan investigasi saya selama lebih kurang 3 tahun (masing-masing di UGM dan UI). Jadi saya melakukan survey ini sudah 6 tahun (hampir 7 bahkan), gimana gak akurat. Dan saya mensurvey dari berbagai sisi untuk perbandingan, diantaranya:

1. Biaya Kuliah
biaya kuliah
Kuliah itu butuh duit, misalnya buat bayar gedung, beli jaket Almamater, biaya perpustakaan, biaya operasional pendidikan (BOP) dan sebagainya. UGM dan UI sama-sama universitas negeri, walaupun tak ada embel-embel “N” di belakang nama Universitasnya. Tau beda Universitas Negeri dengan Swasta? setau saya, sekarang hampir tak ada bedanya (sama-sama mahal biaya kuliahnya).

Denger-denger, biaya kuliah di UI lebih mahal dari pada biaya kuliah di UGM. benarkah? Ini saya dapat berkat tanya-tanya dan mengalami sendiri.

2. Biaya Hidup
biaya hidup
UGM terletak di Sleman, Jogja, sedangkan UI terletak di Depok, Jawa Barat (walaupun ada yang di Salemba). Mau tak mau, mahasiswa yang kuliah di dua Universitas tersebut harus menanggung “Biaya Hidup” di tempat Universitas tersebut berada, tul gak? kan gak mungkin juga, kita kuliah di UI tapi kita tinggal di Jogja (tiap hari bolak-balik, mungkin sih, kalo Ortu lu pengusaha).

Menurut pengamatan saya, biaya hidup di UI lebih mahal dari pada biaya hidup di UGM. Mungkin ini juga sebab mengapa biaya kuliah di UI lebih mahal.


3. Pergaulannya
pergaulan
UGM mempunyai mahasiswa yang universal, terdiri dari berbagai suku, ras dan agama, yang datang dari segala penjuru Indonesia. UI pun begitu. Karena letak topografisnya yang berada di Jogja (ada Keraton), maka mahasiswa UGM kena imbas menjadi sopan, santun, dan ramah karena pengaruh adat Jawa. Anak UGM masih menjunjung tinggi senioritas/hormat kepada yang lebih tua. Memanggil kakak angkatan dengan sebutan mas/mbak.

Berbeda dengan UI. Mahasiswanya gaul-gaul, ngomong pake bahasa lu gue lu gue (tidak sesuai dengan EYD) yang terkesan kasar. Anak UI tidak memandang senioritas. Lu boleh memanggil kakak angkatan dengan sebutan sejawat (Bro, Sis, elu, gue, dll).

Mahasiswa UGM lebih sopan daripada mahasiswa UI.


4. Lingkungan Kampusnya
Lingkungan kampus
UI mempunyai lingkungan kampus yang bersahabat dan asri. Aksesnya tidak tak terbatas, maksudnya, hanya orang yang berkepentingan yang akan masuk lingkungan kampus UI, karena jalanan UI bukan jalanan umum. Tata ruang kampus sudah terkelola dengan baik.

Sedangkan UGM, kampusnya mencar-mencar (tapi masih satu kawasan), hanya saja dipotong oleh sebuah jalan Kabupaten (jalan Kaliurang/Jakal) yang merupakan jalanan umum. Tapi akhir-akhir ini, UGM mulai berbenah dengan melakukan pembatasan masuk pada daerah-daerah tertentu.

Lingkungan UI lebih kondusif & nyaman daripada lingkungan UGM.


5. Lokasi kampus
location
Kalau berbicara mengenai lingkungan kampus, UI lebih baik daripada UGM. Akan tetapi, jika berbicara mengenai lingkup yang lebih luas, UGM jelas lebih baik. Ini tidak terlepas dari posisi UGM yang terletak di Depok, Sleman, Jogja, sementara UI terletak di Depok, Jawa Barat. Sama-sama Depok, tapi beda abies.

Jogja, seperti yang sama-sama kita kenal adalah kota yang nyaman, dan Jogjapun punya slogan “Jogja Berhati Nyaman”. Memang, seperti yang telah saya alami, Jogja jauh lebih nyaman ketimbang Depok. Tanya saja sama orang yang pernah ke sana.

Depok, karena merupakan kota satelit, kondisinya 11 12 dengan jakarta. Hampir setiap hari macet (meskipun Jogja juga demikian), kejahatan seringkali terjadi. Jogja bener-bener aman.

Lokasi UGM lebih kondusif & nyaman daripada lokasi UI.


6. Mahasiswi (ladies)
Mahasiswi

Pic. Mahasiswi

T: Ini kategori apaan? apa ada penilaian seperti itu?

J: ADA, ini buktinya…

Entah mengapa setelah saya amati sekian lama (hampir 7 tahun), mahasiswi UI itu kebanyakan lebih “bening-bening” daripada mahasiswi UGM. Kenapa?

Jadi gini, mungkin itu akibat posisi strategis dari UI yang deket dengan Jakarta (Ibukota) yang membuat mahasiswi UI lebih melek fashion/mode.

T: Eh, tapi kalo begitu, cakepnya gak alami dong?

J: Ya, mungkin saja begitu, yang tadinya rambut keribo bisa di rebonding, yang hidung pesek bisa dimancungin dll.

T: apa bedanya dengan mahasiswi UGM? sama aja toh? gak ketinggalan mode juga, kan ada internet.

J: gini deh biar adil, mahasiswi UI itu cakep-cakep dan mahasiswi UGM ayu-ayu. Terserah pilih yang mana.

7. Style & fashionnya


fashion
T: Beneran dah, ini kategori apaan lagi, apa kamu gak takut dicerca mereka yang tidak setuju dengan perbandingan MORAL ini, ini bahaya loh?

Jawab: ini hanya selingan saja, cuma masalah style dalam berpakaian di kampus. Toh aturan di masih-masing daerah berbeda. Seperti: di Arab, wanita muslim harus pake cadar, sedangkan di Hawai pake bikini.

Mahasiswa/i UI lebih bebas dalam berpakaian ke kampus, boleh pake kaos oblong, sendal jepit ke toilet, rambut gondrong, atau gak mandi pagi.

Kalau mahasiswa/i UGM lebih sopan (karena peraturan), ke kampus wajib pake kemeja rapi, sepatu (no sandals), rambut rapi dan wangi. Meskipun di beberapa fakultas ada yang bebas juga.

UI tidak suka rapi, yang penting otak berisi. UGM suka rapi dan otak juga cemerlang.

9. Branding

WE ARE THE YELLOW JACKET

Kalo untuk masalah brand, UI lebih menggema. Apa-apapun di UI selalu disajikan dengan warna kuning. Mulai dari Almamater, Bus, bahkan sepeda dan gigi. UI sangat pintar menanamkan brand kebenak setiap orang. Sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan “We are the yellow jacket”.

Kalau berbicara perpustakaan yang terbesar se Asia Tenggara, UI lah yang punya. Lengkap pula dengan Starbucknya. Memang, UI terkesan sombong dengan brand-nya.

Sedangkan UGM lebih low profile. UGM katanya adalah kampus rakyat. Almamaternya aja warna Krem (Hijau bukan). Jangankan bus kampus, sepedapun cuma ada di gedung rektorat (cuma buat keliling-keliling di Gedung Rektorat), itupun sumbangan PT. Wismilak.

10. Masa Depan Lulusannya
future
Mahasiswa UGM dan UI yang sudah wisuda setelah 3 bulan setidaknya sudah dapat kerja (kerja ya, bukan duit). Karena secara gitu, kerja kan bisa apa aja. Kerja ada banyak. Cumaaaaaa, menghasilkan banyak duit gak?

Mahasiswa UGM dan UI kebanyakan sok jual mahal, pengennya dapet kerjaan yang gajinya gede. Mereka gengsi kerja kalo dibayar murah. Tapi kan wajar anak fresh graduate di bayar murah. Kalo gak mau di gaji murah, ya bikin perusahaan aja sendiri, jadi bos sendiri. Beres kan?

Mahasiswa UGM mentok-mentoknya kalo gak dapet kerja jadi Menteri, kalo mahasiswa UI mentok-mentoknya kalo gak dapet kerja jadi Wakil Presiden. Semoga. Wakakaka



Kenapa Katanya Alumni ITB Sombong?

01.53 Posted by Unknown No comments


Di lingkungan profesional, terdapat paradigma yang mengatakan bahwa tiap universitas memiliki karakteristik lulusan tersendiri. Alumni ITB memang banyak dikenal memiliki sifat yang kaku, sombong, dan sulit bergaul. Berikut adalah tulisan yang saya ambil dari http://thriea.blogspot.com/2012/01/kata-mereka-tentang-itb.html?m=1 yang saat ini sedang heboh dibicarakan di dunia maya. Tulisan tersebut dibuat oleh seorang headhunter bernama Satrio Madigondo yang pekerjaannya adalah menyeleksi dan mewawancarai calon pegawai diperusahaan miliknya. Saya coba tampilkan tulisannya buat yang malas membuka link di atas, seperti ini tulisan beliau :

“Disclaimer:
Tulisan ini merupakan hasil observasi sebagai Rekruiter selama 4 tahun terakhir. Mohon jangan digeneralisasi. Kalau ada yang tersinggung, mohon maaf ya!

Adalah sebuah rahasia umum di mana terdapat berbagai tipe pekerja berdasarkan tempat belajarnya. Anak UGM dikenal lugu, tidak neko-neko, dan rendah hati. Anak UI dikenal fleksibel dan cepat belajar. Anak ITB dikenal sebagai ‘pemikir makro’, besar omong, dan kaku luar biasa. Apakah stereotipe ini benar adanya? Saya tidak berani mengamini dengan sepenuh hati karena belum melakukan penelitian secara ilmiah. Dari pengamatan yang saya lakukan selama rentang 4 tahun belakangan (dalam kapasitas sebagai head-hunter, pastinya), beberapa karakteristik dapat saya verifikasi. Anak UGM memang terbukti lugu, tidak ambisius; anak UI dengan fleksibilitasnya, dan anak ITB dengan kekakuan dan kesombongannya. Hal terakhir ini yang ingin saya angkat. Kenapa? Karena karakteristik ini sangat menonjol dan sangat mengganggu proses rekrutmen.

Tidak hanya ITB junior, tapi para senior ITB juga terjangkit virus kaku dan sombong ini. Kekakuan yang mereka tunjukkan dapat saya maklumi karena mereka adalah orang-orang teknik. Secara ilmiah, sudah pernah dibuktikan bahwa ilmu-ilmu eksak, terutama teknik memang membentuk pribadi yang kaku. Selanjutnya, virus sombong. Pernah dengar cerita Narcissus? Saya yakin pernah. Dan inilah penyakit akut yang menjangkiti (hampir) seluruh anak ITB.

Hampir semua anak ITB yang saya temui memiliki gejala self-oriented yang begitu tinggi. Bukan sekali atau dua kali saya menemui anak ITB yang berbicara tentang prestasi dan mimpi mereka. Mimpi atau cita-cita biasanya diskalakan dalam ukuran makro: “Proyek….Nasional,” “Se-Indonesia.” adalah kata-kata yang sering saya dengar. Diucapkan dengan mimik muka luar biasa yakin dan nada tinggi. Ketika bicara soal jejaring, mereka selalu mau menjadi “yang kenal dengan…” (Biasanya orang-orang terkenal, minimal menteri). Mereka juga bukan anggota tim yang baik karena selalu mau menang sendiri. Hal ini biasanya terjadi dalam lingkungan kerja non-ITB. Yang terakhir, mereka adalah pemuja diri sendiri.

Appraisal bagaimana yang mereka lakukan? Begini kira-kira contohnya:
Jumat lalu saya menemui seorang kandidat, lulusan ITB. Ketika saya tanya soal prestasinya dia berulang kali menekankan hal-hal berikut:
(1) Pencapaian nilai kimia yang sempurna (100) di mana hanya terjadi 5 tahun sekali, orang satu2nya di antara 1,400 mahasiswa lain (diulang 3 kali)
(2) Pemimpin yang sangat baik, excellent! (diulang minimal 3 kali)
(3) Sangat bisa segalanya.
(4) Semua orang kenal saya.
(5) Ada lowongan regional manager Asia tapi tidak diambil dan kalaupun dia yang maju, sekitar 98% kemungkinan dia pasti jadi (diulang 2 kali)

Dan hal-hal tersebut diceritakan berulang-ulang, dengan berulang kali penghentian kalimat pada bagian2 tertentu. Hal ini untuk memberi efek penekanan dan pujian (Serius, dia mengharapkan itu). Perilaku yang ia tunjukkan selama wawancara adalah “You listen to me, and answer my questions. dedicate your time for me. You need me.” Ketika saya bertanya apakah dia ada pertanyaan mengenai proses maupun klien saya, dia hanya mengajukan beberapa pertanyaan. Lucunya, ketika saya menutup wawancara dengan dalih ada urusan lain, dia malah bilang “Oh pantesan ibu buru-buru. Jadi kapan saya bisa tanya2 ibu lagi?” (Lhoh??) Setelah itu dia masih berusaha nyerocos menceritakan kehebatannya di konteks pekerjaan.

Baiklah, saya tidak ada masalah dengan kandidat yang menceritakan prestasi kerja. Saya malah senang. Soalnya orang Indonesia cenderung menggunakan “Kami” dan malu-malu jika saya minta cerita soal prestasi kerja. Tapi ketika hal tersebut diceritakan dengan terlalu bersemangat, dengan nada sombong dan penuh keyakinan, hal tersebut jadi memuakkan. Kandidat lain yang juga adalah alumni ITB dengan kepercayaan diri luar biasa menjual gelar S2 yang ia dapatkan di Jerman untuk meminta gaji tinggi. Tidak tanggung-tanggung, cukup EUR 5,000. Iya, EURO, bukan Dollar. Per tahun? Tidak, per bulan. Katanya, standar gaji S2 di Jerman segitu. Oh, Tuan Pintar, sebaiknya kamu ke Jerman aja, jangan di sini.

Teman saya yang lulusan ITB lain lagi, nggak mau kerja. Mau wirausaha. Sayangnya, karena tidak memiliki pengalaman, ia berulang kali gagal. Ia tidak mau belajar dari pengusaha yang sudah maju, memilih produk2 jualan yang kurang komersil, dan tidak memiliki jejaring yang mendukung. Pikirannya sempit, tidak tahu medan yang ia masuki tapi sombongnya luar biasa. Hmmm.Ini adalah hal lain yang masuk virus Narsisus, menghargai diri begitu tinggi sampai tidak memperhatikan standar yang ada. Tidak hanya soal gaji, soal kerjaan pun mereka sangat pemilih. Hanya mau perusahaan A, B, atau C. Kalau tidak, mau kerja sendiri karena mereka terlalu ‘bagus’, over-standard untuk bekerja dalam sebuah organisasi.

Pertanyaan saya:
Ada apa sebenarnya dengan para alumni ini? Apa sebenarnya yang diajarkan di ITB? Kenapa para lulusannya memiliki kesombongan terprogram – yang secara kolektif terjadi?. Kalau yang saya dengar, ini berasalah dari ‘cuci otak’ pada masa plonco. Sumber lain mengatakan ini juga berasal dari persaingan internal ITB yang tidak sehat. Semacam seleksi alam, di mana sang pemenang akan menjadi sangat berkuasa. Sifat inipun kemudian terbawa ke kehidupan kerja. Tapi ini baru asumsi dan opini sekelumit orang, saya tidak berani mengatakan hal tersebut memang terbukti.

Jika ada yang membaca ini dan termasuk alumni ITB yang menyangkal, ya nggak papa juga. Kan di awal sudah dikatakan bahwa ini adalah hasil observasi saya selama bekerja sebagai Head Hunter. Saya cuma mau berpesan: Janganlah jadi Narsisus. Kami sudah tahu anda hebat, tetapi tidak perlu membesar-besarkan kehebatan anda. Kami tahu persis anda pintar, dan mungkin terpintar se-Indonesia. biarkan prestasi anda yang bicara. Kalau tidak bisa se-Indonesia, jadi paling pintar se-Bandung saja masih oke kok. Jangan biarkan imej yang melekat di ITB adalah Produser Narsisus. Sudah cukup banyak Narsisus di negeri ini.

Salam,
Satrio Madigondo.-”

Setelah saya membaca tulisan di atas, saya juga sempat ngobrol-ngobrol dengan teman-teman yang sesama anak ITB dan mencoba menyimpulkan apa sih penyebab alumni ITB memiliki karakter seperti itu. Dari hasil diskusi, berikut adalah poin-poin yang berhasil saya dapatkan:
Ketika SMA, anak SMA sudah mendapat pandangan bahwa masuk ITB itu sulit. Yang bisa masuk ITB berarti hebat,
Ketika penyambutan awal, mahasiswa ITB sudah disambut dengan kata-kata seperti “Selamat datang siswa-siswa terbaik bangsa” ,
Lingkungan kuliah membentuk para mahasiswa untuk bersaing dengan orang-orang yang hebat dan berprestasi tinggi,
Dosen ada yang menanamkan kebanggaan tersendiri atau tanggung jawab yang lebih dengan menjadi mahasiswa ITB,
Tugas-tugas kuliah dan soal ujian dengan tingkat kesulitan yang super tinggi,
dan masih banyak poin lainnya.

Poin-poin tersebut secara sadar maupun tak sadar telah membangun mental dengan rasa percaya diri yang tinggi apalagi dengan segudang prestasi yang telah didapatkan oleh mahasiswa ITB secara historis. Namun yang kurang adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan menyampaikan pikirannya dengan baik. Sesungguhnya kalau menurut saya, yang dibutuhkan anak ITB adalah communication skill dan empati yang harus dilatih lebih banyak lagi. Saya yakin poin-poin di atas juga dimiliki oleh universitas besar lainnya seperti UGM atau UI, tapi bedanya, mereka memiliki lingkungan yang membangun unsur humaniora dan sosial mereka dengan baik. Berbeda sekali dengan anak ITB yang lebih banyak aktifitas di kelas, laboratorium, atau di dalam kampus dibandingkan waktu mereka untuk bersosialisasi dengan teman-teman yang lain sehingga anak ITB kurang bisa menempatkan diri dengan baik di lingkungan yang heterogen.

Tapi kalau melihat pola kemahasiswaan yang semakin baik dari waktu ke waktu, saya rasa unsur sosial yang kurang dimiliki oleh anak ITB mulai ditambal perlahan-lahan oleh himpunan, unit, dan kabinet. Program-program kemahasiswaan dibuat selaras dengan keprofesian namun tetap menyentuh nilai sosial sehingga bisa menanamkan kemampuan empati, komunikasi, kepekaan, dan kerendahaan hati pada seluruh mahasiswa. Memang agak utopis dan tidak realistis, tapi semoga sentilan tulisan di atas bisa menyadarkan lulusan ITB untuk menjadi semakin pandai dalam bersikap, bertutur kata, dan menempatkan diri sehingga rasa percaya diri tersebut dibungkus juga dengan kemampuan komunikasi yang baik dan etika yang tepat.

” Punya percaya diri yang tinggi itu perlu, tapi jika tidak disertai dengan sikap yang baik, yang muncul adalah kesombongan”