29.7.13

Ini Riwayat Imam Masjidil Haram Asal Indonesia

08.04 Posted by Unknown No comments
Jamaah haji saat beribadah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Syaikh Sa’ad Al Ghamidi mengatakan ada orang Indonesia yang pernah menjadi imam di Masjidil Haram Mekkah. Imam itu bernama Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.

Bagaimana kisah Syaikh Ahmad Khatib bisa menjadi imam di Masjidil Haram? Bagaimana bisa ia menjadi orang non-Saudi pertama yang mengisi posisi yang mulia itu?

Mengenai sebab pengangkatan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah Al Khathib menjadi imam dan khathib, ada dua riwayat yang nampaknya saling bertentangan. Riwayat pertama dibawakan oleh ‘Umar ‘Abdul Jabbar dalam kamus tarajimnya, Siyar wa Tarajim (hal. 39).

Menurut Umar 'Abdul Jabbar, jabatan imam dan khathib tersebut diperoleh berkat permintaan Syaikh Shalih Al Kurdi yang tak lain adalah mertuanya sendiri. Ia meminta kepada Syarif ‘Aunur Rafiq agar berkenan mengangkat Ahmad Khatib menjadi imam dan khathib.

Sedangkan riwayat kedua yang dibawakan oleh Hamka dalam tulisannya ‘Ayahku’. Hamka menulis tentang riwayat Hidup ayahnya Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatra.

Dalam tulisannya itu, Hamka menyebutkan kisah Abdul Hamid bin Ahmad Al Khathib, suatu ketika dalam sebuah shalat berjamaah yang diimami langsung Syarif 'Aunur Rafiq. Di tengah shalat, ternyata ada bacaan imam yang salah.

Mengetahui kesalahan bacaan itu, Ahmad Khatib yang saat itu shalat dibelakang imam dengan beraninya membetulkan bacaan imam. Setelah usai shalat, Syarif 'Aunur Rafiq bertanya siapa gerangan yang telah membenarkan bacaannya tadi.

Lalu ditunjukkannya Ahmad Khatib yang tak lain adalah menantu sahabat karibnya, Shalih Al Kurdi yang terkenal dengan keshalihan dan kecerdasannya itu. Akhirnya Syarif 'Aunur Rafiq mengangkat Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah sebagai imam dan khathib Masjid Al Haram untuk madzhab Syafi’i.

20.7.13

UI, ITB, UGM : Versus or Featuring ?

18.02 Posted by Unknown No comments
Logo UI-ITB-UGM

“Jelas UI lah paling oke.. Siapa si yang gak kenal sama jaket kuning?”

“ITB gak tertandingi! Teknik paling bagus seIndonesia gitu..”

“UGM donk! Perusahaan kalo mau rekrut pegawai pasti yang pertama dituju UGM!”


Begitulah kira-kira perdebatan untuk memperebutkan tahta menjadi perguruan terbaik di Indonesia ini terus terjadi sejak bertahun-tahun silam. Secara kuantitatif, penilaian rangking banyak dilakukan oleh beberapa lembaga survei independen seperti QS dan Webometric. Kita bisa dengan mudah melihat siapa lebih di atas, siapa yang ada di antaranya, dan siapa yang ada di urutan terbawah (tergantung borang penilaian). [VISIT -> http://www.topuniversities.com/university-rankings/asian-university-rankings/2011]

Semua orang juga bisa membaca tabel dari QS tersebut dan melihat bahwa UI berada di urutan 50, UGM di urutan 80, dan ITB di urutan 98 se Asia. Namun, apa yang seharusnya kita interpretasikan dari data tersebut? Apakah kesimpulannya anak UI lebih unggul daripada UGM dan ITB? TIDAK, BUKAN SEPERTI ITU! Sama sekali tidak penting siapa ada di urutan berapa, yang paling esensial adalah ke arah mana kita menuju.

Jika kita lihat tabel dari situs asli QS, maka kita bisa mempelajari dengan seksama bahwasanya ada 49 universitas lain dari seluruh Asia yang posisinya ada di atas UI. Universitas-universitas unggulan di Indonesia masih tertinggal jauh dibanding negara-negara Asia lain seperti Hongkong, Jepang, dan Singapura.

Kenapa bisa demikian? Padahal kita tahu bahwa banyak mahasiswa baik dari UI, ITB, maupun UGM yang sangat cemerlang dan memperoleh penghargaan di tingkat internasional. Kita punya profesor-profesor yang menunjang setiap kegiatan akademis kita, fisik kampus kita bagus, fasilitas lengkap, akses terhadap informasi memadai, tetapi baik UI, UGM, dan ITB masih sulit mengejar ketertinggalan dibandingkan kampus-kampus seperti HKUST, NUS, bahkan UM (Malaysia) di level Asia ini.

Seperti ilustrasi dialog di atas, para mahasiswa kita justru lebih banyak memperdebatkan siapa yang berhak meraih posisi pertama di Indonesia, bukannya mencari tahu kenapa kita belum bisa menyalip saingan-saingan berat kita dari luar negeri. Sentimen-sentimen negatif, kepicikan, dan persaingan tidak sehat sering terjadi ketika mahasiswa UI bertemu dengan ITB juga UGM dalam berbagai ajang kompetisi. Arogansi almamater kerap dinomorsatukan daripada kebanggaan akan satu identitas yang sama, INDONESIA.

Apa saja kemungkinan yang menyebabkan mahasiswa kita menganggap kampus satu dengan lainnya harus bermusuhan? Barangkali mereka pikir hal ini menjadi salah satu ajang pertarungan hidup dan mati untuk mereka bisa mendapatkan kesempatan beasiswa ke luar negeri. Dan yang lebih krusial tentu saja alaumni kampus yang satu akan menganggap alumni kampus lain sebagai rival saat mencari pekerjaan.

Untuk itulah kita harus mulai membangun paradigma baru karena UI, UGM, maupun ITB sejatinya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Kita telah menerima amanah besar sebagai pelita peradaban ilmiah di negeri ini. Tegakah kita terus mengejar ambisi pribadi/golongan tertentu saja dan malah mengorbankan rintihan ratusan juta rakyat kita yang menanti akan kehidupan yang lebih baik di luar sana?

Seharusnya mahasiswa UI, UGM, dan ITB mulai menegakkan kembali tiang-tiang pancang negeri ini yang sudah runtuh. Pekerjaan ini bukan sesuatu yang mudah dan tidak akan mungkin bisa dilakukan sendiri. Di sinilah kita membutuhkan sinergi yang nyata antar kampus.

Kita sangat butuh untuk memulai membuka dialog untuk ikut berpikir secara kritis apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk negeri ini. Banyak kombinasi prestasi antara UI, UGM, dan ITB yang bila diimplementasikan akan berdampak masif untuk masyarakat. Hal ini bisa dilakukan oleh masing-masing mahasiswa secara mandiri, tidak perlu menunggu perintah dari organisasi formal seperti BEM atau Ikatan Mahasiswa.

Setumpuk hal menyenangkan bisa kita lakukan bersama-sama, misalnya saja mahasiswa Teknik Material UI dan Teknik Material ITB bisa melakukan riset bersama untuk mengkreasikan sel surya bagi kepentingan listrik desa-desa terpencil, mahasiswa FE UI dan FE UGM bisa mulai membangun banyak UMKM untuk memberdayakan masyarakat marginal, mahasiswa Arsitektur ITB bisa bekerja sama dengan Arsitektur UGM mengikuti pameran-pameran internasional demi mempromosikan keunikan rumah-rumah tradisional Indonesia, dan terakhir ketiganya mungkin bisa ikut mengkontribusikan kemampuan terbaiknya untuk membangun sebuah industri pertambangan sehingga kita bisa terbebas dari cengkeraman perusahaan-perusahaan tambang asing yang sudah mengeruk habis kekayaan alam kita.

Dengan kerja sama tersebut, kita juga bisa ikut mendorong agar rangking ketiga kampus ini bisa lebih terangkat naik. Mungkin kita harus menjadikan target UI, UGM, dan ITB setidaknya bisa tembus 10 besar Asia. Setelah ketiga kampus tersebut bisa masuk ke 10 besar, maka ketiganya akan bisa menarik serta kampus-kampus lain di Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya hingga merangkak naik menyusul.

Jika tiap kampus masih terus berjalan sendiri, pasti akan sulit sekali mengungguli kampus-kampus negara maju itu. Contohnya saja UI yang tahun 2009 menempati peringkat 201 terbaik dunia, tetapi tahun 2011 malah merosot menjadi rangking 217. Bagaimana nasib UI di masa depan dan apakah UGM dan ITB harus mengalami hal yang serupa?

Banyak hal lain yang bisa kita lakukan dan dapatkan sebenarnya dari sini. Ambil contoh seandainya ada salah seorang alumni UI yang kuliah di Jepang dan dia mengetahui akan ada konferensi roket internasional. Maka meskipun bukan almamaternya, ia akan tetap mengajak kawan-kawannya dari Teknik Dirgantara ITB untuk berpartisipasi. Misalnya lagi ada alumni ITB di Swiss yang mengetahui ada program short research di CERN, maka ia tidak akan sungkan mengompor-ngompori temannya dari Teknik Nuklir UGM untuk ikut mendaftar. Dan bila ada mahasiswa Komunikasi UGM mengetahui akan ada seminar mengenai submarine di London yang masih mencari nara sumber, maka dia akan langsung menawarkan untuk mengundang lulusan Teknik Perkapalan UI. Ini adalah beberapa karakter yang mengedepankan kepentingan bangsa dibandingkan egoisme pribadi.

Pola pemikiran berebut job vacancy bagi lulusan UI, UGM, dan ITB seharusnya sudah dibuang ke tong sampah sejak dulu. Untuk apa kuliah di kampus terbaik jika akhirnya kita hanya menjadi karyawan perusahaan-perusahaan asing dimana seberapa keraspun kita bekerja tidak akan pernah menyentuh jabatan teratas. Rencana hidup setelah lulus akan bertitel sebagai JOB SEEKER seharusnya diubah menjadi JOB GIVER.

Bayangkan saja, apabila banyak lulusan kampus tersebut bisa menggalang kekuatan untuk bersatu menumbuhkan industri-industri baru di negara kita, tentu negara kita seperti diberikan jet engine yang bisa membuatnya terbang ke atas dalam waktu yang singkat. Selain itu, jika alumni UI, UGM, maupun ITB yang berprestasi bisa dikumpulkan dalam satu wadah, maka kita tidak perlu repot-repot lagi mencari mata air ilmu dari negara lain.

Justru kita bisa menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara maju yang menjadi tujuan orang asing untuk memperoleh pendidikan. Jadi, pemikiran-pemikiran linear bak mencari kerja setelah kuliah ataupun mengais beasiswa di luar negeri seharusnya bisa direkayasa agar kita justru yang memberi kerja serta menebarkan banyak kesempatan beasiswa.

“Para Visioner adalah orang-orang yang pemikirannya Out of The Box” (Prof Gumilar Rusliwa Soemantri – Rektor UI)

Nasionalisme bisa ditumbuhkan kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun. Kecintaan pada negeri ini tidak ditunjukkan dengan cara menyanyikan Indonesia Raya keras-keras di tengah Bundaran HI. Cinta butuh pembuktian, cinta butuh pengorbanan! Perasaan senasib dan seidentitas bisa menjadi driving force yang sangat baik agar kita tetap konsisten bersama-sama memperjuangkan kesejahteraan 250 juta rakyat Indonesia. Hanya orang CUPU yang masih bersikap egois dan arogan.

Kita harus bisa bertindak lebih cekatan dan melihat peluang-peluang apa yang semenjak dahulu luput dari penglihatan kita. Di saat-saat kritis seperti ini, kita bukan hanya perlu berjalan maju, kita butuh loncatan besar untuk meraih cita-cita mulia bangsa ini.

“AYO BEKERJASAMA! Tidak ada peradaban besar yang bisa dibangun sendirian, sekalipun oleh orang yang hebat. Semua harus didukung dengan kerjasama, antara yang satu dengan yang lainnya.” (Eep Syaifullah)

9.7.13

10 Lagu Lokal yang pernah di Cekal di Indonesia

19.32 Posted by Unknown No comments

Udin Sedunia

Pencekalan lagu barangkali sudah menjadi cerita masa lalu. Namun, bukan berarti tak menarik lagi untuk dibicarakan. Setidaknya, kisah pencekalan tersebut bisa menjadi kenangan agar tak terulang.

Biasanya, pencekalan lagu dilakukan gara-gara liriknya yang dinilai melanggar norma yang berlaku di masyarakat. Atau, dalam bahasa masa lalu, melanggar SARA.Berikut 10 Lagu Lokal yang pernah di Cekal di Indonesia,dikutip dari Hot.detik:

1. Udin Sedunia

Sosoknya melejit lewat aksinya di YouTube lewat lagu 'Udin Sedunia', Sualuddin kemudian dikenal dengan nama seperti judul lagunya, Udin Sedunia. Maksudnya tentu saja menghibur lewat lirik lagu yang memplesetkan macam-macam nama Udin, tapi justru berbuah pencekalan.

Lagu yang dirilis 2011 lalu itu dinilai mengandung SARA. Namun, akhirnya pencekalan itu dicabut dan akhirnya lagu ini bisa berdendang kembali.

2. Sketsa Setan yang Bisu

Bukan menjadi hal baru jika lagu-lagu Iwan Fals mendapatkan pencekalan. Lagu-lagunya yang berlirik kritik sosial yang keras, Iwan tak hanya satu-dua kali merasakan pahitnya pencekalan.

Salah satunya adalah lagu 'Sketsa Setan yang Bisu' yang hilang dari peredaran pada 2000 lalu.

3. Mimpi Siang

Doel Sumbang terkenal lewat lirik-lirik lagu yang jenaka yang mudah dicerna namun sarat makna. Namun, 'makna' itu pula yang menyebabkan salah satu lagunya, 'Mimpi Siang' dicekal di era 80'an.

Lagu tersebut dinilai terlalu keras mengkritik pengusaha zaman itu.

4. Cinta Satu Malam

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga sempat mengeluarkan pencekalan terhadap lagu dangdut 'Cinta Satu Malam' milik Melinda. Lirik lagu yang dirilis pada 2012 itu dinilai terlalu vulgar.

5. Satu Jam Saja

Melejit lewat 'Satu Jam Saja' pedangdut Zaskia Gotik juga sempat merasakan pahitnya dicekal. Tapi hal itu tak berlangsung lama dan hanya beberapa saat saja pencekalan itu terjadi pada akhir 2012 lalu.

6. Belah Duren

Kontroversi sepertinya memang sudah melekat di tubuh pedangdut seksi, Julia Perez. Mulai dari lagu hingga pakaiannya pun sudah mengundang kontroversi.

Jupe sendiri juga sempat merasakan pahitnya pencekalan pada 2012. Lagu sensualnya 'Belah Duren' dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia karena dinilai terlalu seksi.

7. Paling Suka 69

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ternyata tak hanya mencekal satu lagu dari Jupe. KPI juga mencekal lagu Jupe lainnya yang berjudul 'Paling Suka 69'.

Alasannya pun sama dengan pencekalan lagu 'Belah Duren' milik Jupe. Lirik dalam lagu tersebut dinilai terlalu vulgar.

8. Mari Bercinta 2

Judul 'Mari Bercinta 2' memang terdengar sedikit nakal, lagu milik Vicky Shu yang dirilis pada 2011 itu pun juga sempat merasakan pencekalan. Lagu itu disebut terlalu porno hingga mendapat pecekalan.

9. Hamil Duluan

Lagu 'Hamil Duluan' begitu tenar bahkan ketenaran lagu tersebut melewati ketenaran sang punya lagu yaitu Tuti Wibowo. Namun, di balik kesuksesan lagu tersebut terselip kontroversi.

Lirik 'Hamil Duluan' dinilai terlalu vulgar dan tak pantas diputar di TV. Hingga akhirnya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) mencekal lagu tersebut.

10. Apa Aja Boleh

Pesinetron Della Puspita sempat mencicipi dunia tarik suara dengan merilis single 'Apa Aja Boleh'. Sayangnya, single tersebut tak berjalan lancar karena mendapat pencekalan pada 2012.

Lagi-lagi alasan lirik terlalu vulgar menjadi alasan lagu tersebut tak bisa diedarkan.

7 Negara dengan Larangan Menyentuh Sesuatu

19.28 Posted by Unknown No comments
Los Angeles, Hollywood
Setiap negara pasti memiliki hukum, aturan, dan undang-undangnya masing-masing. Tapi daerah berikut ini memiliki larangan dalam hal sentuh-menyentuh yang terbilang aneh loh. Bahkan kamu bisa dihukum dengan sangat berat atau bahkan tewas tak bernyawa:

7. Hawai, Penyu Hijau

Di Hawai, penyu hijau (green sea turtles) sangat dilindungi. Tak heran, karena hewan ini hampir punah. Saking dilindunginya, bahkan tak ada yang boleh menyentuh penyu hijau dengan alasan apapun, demi mencegah penganiayaan pada hewan tersebut.

6. Los Angeles, Hollywood

Meski tak tertera dalam Undang-Undang, tapi jangan pernah sekali-kali mencoba untuk menyentuh bacaan Hollywood yang terpampang di bukit. Kalau foto dari jarak jauh masih nggak apa, walaupun kamu emang benar-benar nge-fans sama film-film Hollywood.

5. Inggris, Buang Air Kecil

Sebenarnya di Inggris sangat sangat sangat dilarang untuk buang air kecil sembarangan di depan umum, baik pria maupun wanita. Tapi ada pengecualian untuk pria, kamu boleh pipis di depan umum asalkan mengencingi ban belakang mobil mu sendiri dengan sarat, jangan menyentuh atap mobil. Aneh memang peraturannya, tapi itu lah yang terjadi sebelum peraturan tersebut dihapus pada 4 dekade lalu.

4. Ohio, Striper

Seorang striper (penari telanjang) sangat tidak diperkenankan untuk menyentuh penonton, kecuali jika penonton itu anggota keluarga. Siapa juga yang mau nonton saudara kandung striptease?? Jadi itu hanya alasan yang mengada-ada, sebenarnya hanya untuk melindungi sang penari dari pelecehan para penonton yang kurang ajar.

3. Australia, GPS

Di Australia ada larangan untuk menyentuh GPS saat mengemudi. Jadi kamu harus menyeting GPS mu lebih dulu sebelum jalan, atau jika kamu nyasar, kamu harus memarkirkan mobilmu lebih dulu untuk mengaktifkan GPS. Ribet sih, tapi itu demi keselamatan pengguna jalan loh. Kalau di Indonesia mah santai ya, sambil nelpon atau sms-an aja masih banyak.

2. Inggris, Penjaga Istana Buckingham

Layaknya Istana Negara di Indonesia, di Inggris juga terdapat Istana Buckingham sebagai tempat tinggal pemimpin Inggris, sang Ratu. Di sana juga terdapat penjaga yang diem bak patung seperti di Istana Negara. Nah, di Inggris ada larangan yang menyatakan bahwa menyentuh penjaga di Istana Buckingham itu dilarang. Tidak seperti dalam film Mr Bean loh, yang berbuat seenaknya pada penjaga Istana.

1. Orlando, Petugas Polisi

Ada cerita aneh mengenai hal ini. Suatu hari seorang veteran dari Perang Dunia 2 mengajak seorang petugas kepolisian untuk sekedar berbicara, sang veteran lalu menyentuh pundaknya dengan santai. Lalu apa yang terjadi? Dengan cepat leher sang veteran langsung dipatahkan, dan tewas seketika.

5 Kisah Kenaikan Pangkat Polisi yg Luar Biasa di Indonesia

19.24 Posted by Unknown No comments
Tito Karnavian, penangkap Tommy Soeharto & pembongkar teroris


Berikut lima kisah kenaikan pangkat luar biasa itu yna gdikutip dari Merdeka:

1. Tito Karnavian, penangkap Tommy Soeharto & pembongkar teroris

Nama Tito Karnavian mencuat saat Polri sedang menangani kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiudin Kartasasmita yang dilakukan oleh putra Mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy) di tahun 2001. Kala itu, Tito yang berpangkat Komisaris memimpin tim Kobra dan berhasil menangkap Tommy. Atas keberhasilan itu, Tito mendapat hadiah kenaikan pangkat luar biasa berupa Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Tahun 2004, terorisme mulai marak di Indonesia sehingga perlu dibentuk tim khusus yang diberi nama Detasemen Khusus Anti-Teror 88 (Densus 88). Tito kemudian diberi amanah memimpin satuan khusus ini yang dibentuk Irjen Pol Firman Gani itu.

Sepak terjang Tito yang menjadi kepala satuan yang awalnya beranggotakan 75 personel ini terbilang cemerlang. Dia mampu mengungkap jaringan teroris Dr Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Di bawah pimpinannya, Densus 88 Antiteror juga berhasil menangkap 19 dari 29 warga Poso yang masuk dalam DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007.

Selain itu, Tito juga berhasil menembak mati gembong teroris Noordin Moch Top. Prestasi itu dia ukir dalam sebuah penyergapan di Solo pada 17 September 2009.

Saat ini, Tito tengah memegang amanah menjadi Kapolda Papua dengan pangkat Irjen. Sebuah wilayah dengan tingkat kerawanan ekstra.

2. M Syafii, tiga kali naik pangkat luar biasa

Awal mula karir M Syafii melesat saat bertugas di bawah komando Tito Karnavian. Prestasi yang berhasil ditorehkan Syafii adalah melacak jejak Tommy Soeharto, dan kemudian menangkap pelaku pembunuhan Hakim Agung Syafiudin Kartasasmita.

Atas hal itu, dia bersama Tito dan beberapa personel tim kobra yang lain mendapat hadiah kenaikan pangkat luar biasa.

Prestasi Syafii tidak hanya berhenti di situ. Dia bersama tim Ditserse Polda Metro Jaya berhasil menangkap gembong teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten. Dia pun diganjar kenaikan pangkat luar biasa.

Tak hanya itu, Syafii ternyata juga salah satu polisi yang berhasil melumpuhkan teroris Dr Azhari dalam penyergapan di Batu, Malang.

3. Maryono, sendirian gagalkan perampokan

Anggota Polres Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Aiptu Maryono mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal ini lantaran Aiptu Maryono seorang diri berhasil menggagalkan upaya perampokan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantar Cabang Pantai Cermin, Kabupaten Kampar, yang dilakukan rekannya sesama anggota kepolisian, Briptu S.

Briptu S mendatangi kantor BRI dan menodongkan senjata api ke Briptu Dedi yang sedang bertugas menjaga keamanan perbankan. Upaya itu gagal setelah Aiptu Maryono nekat menghadang Briptu S dengan menyamar sebagai nasabah. Keduanya sempat terlibat baku tembak.

Akhirnya Briptu S berhasil dilumpuhkan dengan dua tembakan di dua kakinya. Sementara Aiptu Maryono sendiri mengalami pecah tempurung tengkorak lantaran terkena hantaman popor senjata milik pelaku.

4. Heri Prastowo, ungkap sabu hampir satu ton

Heri Prastowo merupakan salah satu anggota kepolisian yang memiliki prestasi gemilang. Dia berhasil mengungkap distribusi sabu seberat 950 kilogram sendirian.

Kejadian tersebut bermula ketika Heri Prastowo yang sedang dinas menerima informasi dari masyarakat bahwa ada dua mobil boks jenis Panther yang sedang memindahkan barang di tempat gelap di Jl Raya Kali Baru Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Selasa, sekitar pukul 03.00 WIB.

Heri kemudian mendatangi dua mobil itu menggunakan sepeda motor dinas Polri berpelat nomor 76014 VII warna abu-abu. Tetapi, saat Heri mendekat, sopir mobil itu langsung menyalakan mesin dan menabraknya hingga terjatuh.

Usai menabrak, kedua mobil itu kemudian kabur. Tetapi, polisi mendapat informasi mobil Panther boks itu berada di belakang kantor Kecamatan Teluk Naga. Polisi kemudian mendatangi lokasi dan menjumpai mobil diparkir dalam keadaan tanpa terkunci baik pintu kemudi maupun bagasinya. Di dalam mobil itu, petugas menemukan sabu seberat 950 kg.

5. Jakaria, tertembak 8 kali karena cegah perampokan

Jakaria mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Brigadir menjadi Bripka. Ini lantaran dia berhasil menangkap pelaku perampokan mobil pengangkut uang milik PT Armorindo Arta.

Peristiwa itu terjadi saat mobil pengangkut uang melintas di Fly Over Cawang pada 4 Oktober 2006. Seorang mantan TNI AD yang pernah bertugas di Yon Zenpur 14 Lenteng Agung, Sulistyo Erawadi bersama gerombolannya mencoba melakukan penghadangan mobil yang berisi uang sebanyak Rp 2,75 miliar.

Brigadir Jakaria mencoba menghalau penghadangan itu. Upaya itu menimbulkan baku tembak antara Jakaria dengan gerombolan Sulistyadi.

Akhirnya, Sulistyadi dapat dilumpuhkan. Namun demikian, Bripka Jakaria terpaksa mengalami luka tembak sebanyak 8 lubang, 3 lubang di dada, 2 lubang di lengan kanan, 2 lubang di lengan kiri, dan 1 lubang di paha kiri.